Sebelum Kecelakaan, Saksi Tak Dengar Suara Palang Pintu Perlintasan KA di Prambanan
Kecelakaan di perlintasan KA JPL 320 Prambanan tewaskan 3 orang, 6 luka. Saksi tak dengar suara alarm palang pintu.
Ringkasan Berita:
- Kereta api Bangunkarta menabrak mobil dan dua motor di JPL 320 Bokoharjo, Sleman.
- Insiden kecelakaan lalu lintas itu mengakibatkan tiga orang tewas, enam lainnya luka-luka.
- Seorang saksi mengaku hanya mendengar klakson kereta, tanpa suara alarm palang pintu. Diduga palang terlambat turun akibat truk yang lebih dulu melintas.
- PT KAI menyampaikan belasungkawa dan masih menunggu hasil penyelidikan. Penjaga palang pintu turut diperiksa untuk mengungkap kronologi kejadian.
TRIBUNNEWS.COM - Insiden kecelakaan lalu lintas terjadi di palang pintu perlintasan Kereta Api (KA) JPL 320 di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (4/11/2025).
Satu unit kereta api tabrakan dengan mobil dan dua sepeda motor.
Dampak dari kejadian itu, sebanyak tiga orang menewaskan tiga orang dan enam orang terluka.
Baca juga: 2 Kecelakaan Kereta Api di Prambanan Hari Ini, KAI Daop 6 Yogyakarta Sampaikan Permohonan Maaf
Saksi Tak Dengar Suara Palang Pintu Perlintasan KA di Prambanan
Sebelum insiden kecelakaan lalu lintas itu terjadi, seorang saksi bernama Zidan (20), tidak mendengar suara palang pintu perlintasan.
Dia hanya mendengar klakson panjang dari arah rel kereta api.
Suara palang pintu perlintasan adalah tanda peringatan bahwa kereta akan melintas dan pengguna jalan harus berhenti.
Suara sirene atau alarm palang pintu berfungsi memperingatkan pengendara dan pejalan kaki bahwa kereta api akan segera melintas. Ini adalah bagian dari sistem keselamatan yang wajib dipatuhi.
Alarm biasanya aktif bersamaan dengan turunnya palang pintu, baik secara otomatis oleh sensor kereta maupun manual oleh petugas jaga.
Di Indonesia, suara alarm palang pintu bisa berupa sirene, bel elektronik, atau suara khas yang mudah dikenali oleh masyarakat.
Beberapa kecelakaan terjadi karena pengendara tetap melintas meski alarm berbunyi, seperti insiden di Prambanan, Sleman, yang menewaskan tiga orang.
Suara alarm bisa menjadi satu-satunya peringatan, terutama jika palang pintu tidak berfungsi atau tidak menutup sempurna.
Zidan menyebut, pada detik-detik sebelum kecelakaan, ada jeda waktu yang tidak biasa, hingga terjadi kecelakaan maut itu.
Kemudian, Zidan bergegas keluar dari tokonya, dan di hadapannya terbentang pemandangan yang memilukan.
Sebuah mobil dan dua sepeda motor telah tertabrak kereta api yang melaju kencang.
Menurut penuturan Zidan, mobil dan motor Scoopy datang dari arah utara, sementara motor Vario dari arah selatan.
Ketiganya hendak menyeberang rel saat kereta datang dari arah timur.
Diduga, sebuah truk yang lebih dulu melintas membuat palang perlintasan terlambat turun, sehingga kendaraan di belakangnya tak sempat menghindar.
Benturan keras terdengar, mengguncang area sekitar.
Mobil yang tertabrak membawa tiga penumpang yakni dua orang dewasa dan seorang anak kecil.
Dua pengendara sepeda motor juga menjadi korban.
Warga sekitar segera berkerumun, dan proses evakuasi berlangsung cepat.
Semua korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Namun, kabar duka tak terhindarkan.
Tiga orang dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut, seluruhnya adalah pengendara sepeda motor.
Sementara kondisi penumpang mobil masih dalam penanganan medis.
Aparat kepolisian segera tiba di lokasi, memasang garis polisi di sekitar kendaraan yang rusak parah.
Mobil korban ditutup dengan terpal biru, dan perlintasan JPL 320 kini dijaga ketat untuk penyelidikan lebih lanjut.
Pernyataan PT KAI
Atas peristiwa tersebut, PT Kereta Api (KAI) Daop 6 Yogyakarta pun meminta maaf atas terjadinya insiden tersebut.
Pihaknya menyayangkan dan berbelasungkawa atas terjadinya kecelakaan temperan KA 161 Bangunkarta dengan sepeda motor dan mobil pada pukul 10.35 WIB.
“KAI Daop 6 Yogyakarta sangat menyayangkan dan berbelasungkawa atas kejadian ini,” ujar Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, dalam keterangan yang diterima Tribun Jogja, Selasa (4/11/2025).
Pihaknya mengaku saat ini tengah fokus terhadap penanganan korban dan pendampingan keluarga untuk seluruh proses yang dibutuhkan.
Adapun untuk penyebab kecelakaan dikatakan masih dalam proses penyelidikan.
"Kami masih menunggu informasi resmi hasil pemeriksaan dan penyelidikan. Untuk kronologi lengkap juga masih menunggu hasil pemeriksaan resmi," tuturnya.
Feni menyampaikan berdasarkan informasi, kecelakaan kereta api itu menemper mobil dan sepeda motor.
Akibat insiden itu, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka-luka.
"Untuk KA 161 Bangunkarta bisa melanjutkan perjalanan pukul 10.47 WIB setelah dilakukan pemeriksaan selama 12 menit. Seluruh awak dan penumpang kereta dalam kondisi selamat dan kami memohon maaf kepada seluruh penumpang," katanya.
Perjalanan kereta api, lanjutnya, tidak terdampak atau mengalami perubahan setelah kejadian itu.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati ketika hendak melintas di perlintasan sebidang kereta api.
Penjaga Palang Pintu Diperiksa
Sementara itu, kepolisian masih mengumpulkan keterangan para saksi untuk mengungkap kronologi kejadian, termasuk meminta keterangan petugas penjaga palang pintu perlintasan.
"Untuk kronologi yang sebenarnya masih proses pemeriksaan beberapa saksi, termasuk penjaga palang pintu," kata Kapolsek Prambanan, Kompol Dede Sutiyarto, Selasa.
Informasi yang dihimpun, kronologi kecelakaan ini bermula ketika Kereta Api Bangunkarta, jurusan Jombang - Pasar Senin sedang melintas antara stasiun Brambanan dan Maguwoharjo.
Sesampainya di perlintasan Kereta Api Jalan Piyungan - Prambanan, kereta api berbenturan dengan mobil dan dua sepeda motor yaitu Honda Scoopy dan Vario serta dua pejalan kaki.
Menurut Dede, total ada sembilan korban dalam peristiwa tersebut.
Rinciannya di dalam mobil berisi empat orang yang merupakan pasangan suami istri dan dua anak balita.
Tiga korban merupakan pengendara sepeda motor dengan rincian 1 orang mengendarai sepeda motor sendirian dan dua orang berboncengan.
Adapun dua korban lainnya adalah pejalan kaki.
Korban 2 balita dan 2 pejalan kaki selamat dan kini mendapatkan perawatan di RSI PDHI Kalasan.
Kemudian pasangan suami istri, di dalam mobil juga selamat dan dirawat di RS Bhayangkara.
Sedangkan tiga pengendara sepeda motor semuanya meninggal dunia.
"Korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara," kata dia.
Identitas korban
Kasihumas Polresta Sleman, AKP Salamun mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, ketiga korban meninggal dunia adalah:
GJAG (26) warga Tanjungsari, Manisrenggo.
S laki-laki. beralamat di Sorosutan Umbulharjo, Yogyakarta.
K perempuan, beralamat di Sorosutan Umbulharjo, Yogyakarta.
Sementara itu, korban luka ada enam orang yaitu:
OENS (26) (sopir mobil) warga Lampir Tengah Semarang Selatan (dirawat di RS Bhayangkara).
NSA (26) warga Lampir Tengah, Semarang Selatan (dirawat di RS Bhayangkara).
KMP (2) balita asal Lampir Tengah, Semarang Selatan (diobservasi di RSI Yogyakarta).
MA (2 bulan) balita asal Lampir Tengah, Semarang Selatan (diobservasi di RSI Yogyakarta).
SA, buruh harian lepas asal Brebes, (diobservasi di RSI Yogyakarta).
EAS, umur satu tahun tujuh bulan, perempuan (diobservasi di RSI Yogyakarta).
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
Sumber: Tribun Jogja
| Ojol Tinggalkan Penumpang Usai Kecelakaan Lalu Lintas di Depan DPR, Kini DPO Polri |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Yogyakarta Selasa, 4 November 2025: Hujan Ringan Guyur Semua Wilayah |
|
|---|
| Bripda Viky Pramudia Penabrak Pejalan Kaki di Medan Ditetapkan Jadi Tersangka, Kini Ditahan |
|
|---|
| KAI Operasikan 22 Perjalanan Kereta Api Tambahan selama November 2025 |
|
|---|
| Tanjakan Cae di Sumedang Bikin Jantung Berdegup, Ini Tips Lintasi Lokasi Kecelakaan Maut 4 Peziarah |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.