Sabtu, 8 November 2025

Anak Disabilitas Yatim Piatu Kritis usai Dikeroyok, Keluarga Minta Ada Pihak yang Tanggung Jawab

Anak disabilitas yatim piatu dikeroyok karena dikira maling di Kabupaten Karawang. Korban kedapatan membuka pintu dan hendak masuk ke rumah warga.

TribunJabar.id/Cikwan Suwandi
ANAK DISABILITAS DIKEROYOK - Anak disabilitas tunagrahita berusia 15 tahun asal Purwakarta babak belur hingga kritis setelah dihakimi massa di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang. Korban kedapatan membuka pintu dan hendak masuk ke rumah warga. 

Ringkasan Berita:
  • Anak disabilitas dikeroyok warga karena dikira maling di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
  • Kondisi korban kritis setelah pengeroyokan tersebut.
  • Korban diketahui merupakan anak yatim piatu yang dirawat oleh keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang anak disabilitas tunagrahita berusia 15 tahun asal Purwakarta, Jawa Barat, kritis setelah dikeroyok warga karena dikira maling.

Peristiwa itu terjadi di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Rabu (6/10/2025).

Tunagrahita atau disabilitas intelektual adalah kondisi seseorang yang memiliki kemampuan intelektual dan kognitif di bawah rata-rata.

Penyandang disabilitas ini ditandai dengan keterbatasan dalam berpikir, belajar, berkomunikasi, dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab pengeroyokan yang dialami bocah disabilitas itu dipicu kesalahpahaman. Korban kedapatan hendak membuka pintu dan masuk ke rumah warga.

Pekerja Sosial Ahli Pertama Dinas Kesehatan Karawang, Asep Riyadi mengatakan, korban diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang oleh pihak kepolisian.

"Saat ini kondisinya tengah kritis di RSUD Karawang," kata Asep kepada TribunJabar.id, Kamis (6/10/2025).

Asep menerangkan, korban diketahui merupakan anak yatim piatu yang dirawat oleh keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.

Kakak korban, Pesta Garleta berharap ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. 

Ia menyebut, keluarganya terbatas secara ekonomi dan telah merawat korban sejak kecil.

"Saya mohon bantuannya, saya dari keluarga juga seadanya, karena dia enggak ada orang tuanya, diangkat ibu saya dari kecil," kata Pesta di RSUD Karawang, Kamis (6/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: 5 Fakta Mahasiswa di Sibolga Dikeroyok di Masjid hingga Tewas, Kasusnya Viral

Pesta menerangkan, adiknya memiliki disabilitas mental dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.

Di Purwakarta, warga sudah tahu kondisi adiknya, sehingga jika masuk rumah orang sudah bisa diantisipasi.

Namun di Desa Tegalwaru, adiknya dikeroyok karena masuk ke rumah warga.

"Kemarin masuk lagi ke rumah orang ditanya enggak jawab-jawab, akhirnya dikeroyok," ujar Pesta.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved