Minggu, 9 November 2025

BPDP: Sekitar 15 sampai 20 Persen Tenaga Kerja Panen Sawit Berasal dari NTT

BPDP mengungkapkan bahwa sekitar 15–20 persen tenaga kerja panen sawit di Indonesia berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
ANGKUT HASIL PANEN - Seorang pekerja ketika mengangkut kelapa sawit hasil panen di Kebun Desa Jeriji, Kecamatan Toboali, Kamis (8/5/2025). Plt Direktur Hukum dan Kerja Sama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Zaid Burhan Ibrahim, mengungkapkan bahwa sekitar 15–20 persen tenaga kerja panen sawit di Indonesia berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ringkasan Berita:
  • BPDP memperluas Program Beasiswa Sawit ke Nusa Tenggara Timur (NTT) guna mendorong pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas SDM di sektor perkebunan. 
  • Plt Direktur Hukum dan Kerja Sama BPDP, Zaid Burhan Ibrahim, menyebut 15–20 persen tenaga panen sawit berasal dari NTT.
  • Hingga kini lebih dari 9.000 mahasiswa telah menerima beasiswa, termasuk 4.000 penerima baru tahun ini, dengan komitmen mendorong kesetaraan gender dan mencetak generasi pemimpin sawit masa depan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Plt Direktur Hukum dan Kerja Sama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Zaid Burhan Ibrahim, mengungkapkan bahwa sekitar 15–20 persen tenaga kerja panen sawit di Indonesia berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Masyarakat dari wilayah ini dikenal memiliki etos kerja tinggi dan semangat luar biasa.

“Sekarang saatnya masyarakat NTT, khususnya generasi mudanya, tidak hanya dikenal sebagai tenaga kerja sawit, tetapi juga sebagai profesional, inovator, dan pemimpin sektor perkebunan,” ujar Zaid saat peluncuran Program Beasiswa Sawit BPDPKS di Kupang, belum lama ini.

Ia menegaskan, pemberian beasiswa ini bertujuan mendorong pemerataan kesempatan pendidikan di seluruh Indonesia, termasuk kawasan timur seperti NTT, yang memiliki potensi besar sekaligus tantangan dalam akses pendidikan.

Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes, menyambut baik langkah BPDP menghadirkan akses pendidikan bagi generasi muda.

“Data Disnakertranskopukm mencatat pada 2023 ada sekitar 7.000 warga Manggarai Barat bekerja di sektor sawit, dan jumlahnya terus meningkat pada 2025. Tantangan terbesar adalah keterbatasan akses pendidikan, rendahnya literasi, dan kondisi ekonomi masyarakat,” kata Yulianus, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, Beasiswa Sawit BPDP menjadi peluang besar untuk memutus rantai keterbatasan tersebut.

“Program ini membuka jalan bagi anak-anak daerah untuk menempuh pendidikan tinggi dan berkontribusi bagi pembangunan daerah,” ujarnya.

9.000 Mahasiswa Sudah Menikmati Manfaat

Hingga kini, lebih dari 9.000 mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia telah menikmati manfaat Program Beasiswa Sawit.

“Tahun ini ada 4.000 penerima baru yang bergabung. Mereka tidak hanya belajar soal sawit, tapi juga kepemimpinan, manajemen, dan inovasi agar siap menjadi SDM unggul,” jelas Zaid.

BPDPKS menanggung seluruh biaya pendidikan, mulai dari transportasi, uang buku, hingga kebutuhan hidup selama studi.

Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga pekerja sawit di seluruh Indonesia.

Dorong Kesetaraan dan PUG

Selain memperluas akses pendidikan, BPDPKS juga menegaskan komitmennya terhadap Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan memberi kesempatan setara bagi laki-laki dan perempuan untuk maju bersama.

“Maka kami membutuhkan dukungan para guru untuk membimbing siswa agar berani bermimpi dan mengambil peluang,” tutur Zaid.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved