Berita Viral
Fakta Aksi Bully di SMPN 1 Blora, Kepala Sekolah Minta Maaf hingga Puluhan Siswa Dipanggil Polisi
Inilah sejumlah fakta yang dirangkum Tribunnews.com, terkait aksi bullying yang terjadi di SMPN 1 Blora, Jawa Tengah
Ringkasan Berita:
- Kepala SMPN 1 Blora minta maaf setelah terjadi aksi perundungan di lingkungan sekolah
- Diduga kasus perundungan ini bermula dari adanya salah paham
- Puluhan siswa pun dipanggil polisi untuk dimintai keterangan dan mendapat bimbingan dari Polsek Blora
TRIBUNNEWS.COM - SMPN 1 Blora Jawa Tengah jadi bahan perbincangan di media sosial setelah video aksi perundungan atau bullying yang melibatkan siswanya viral.
Dalam video singkat yang beredar, nampak seorang siswa yang memakai seragam olahraga dipukuli berkali-kali oleh siswa yang memakai seragam pramuka.
Nampak korban berusaha melindungi kepalanya dari pukulan pelaku.
Aksi tersebut juga disaksikan oleh sejumlah siswa berseragam pramuka lainnya yang hanya menonton tanpa memisah keduanya.
Bahkan, sejumlah siswa terekam melakukan provokasi terhadap aksi tersebut.
Kepala SMPN 1 Blora pun meminta maaf atas apa yang terjadi dan kini pihak sekolah telah memediasi dua belah pihak.
Sejumlah siswa juga dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Berikut sejumlah fakta soal aksi perundungan yang terjadi di SMPN 1 Blora:
1. Kepala Sekolah Minta Maaf
Kepala SMPN 1 Blora, Ainur Rofiq pun meminta maaf kepada semua pihak dan berjanji akan melakukan pendampingan terhadap korban.
"Saya mohon maaf sebagai pimpinan di SMP N 1 Blora, atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf,"
"Kemarin saya juga sudah membesarkan hatinya (korban) untuk tetap sekolah. Saya jamin keamanannya."
"Kami sudah koordinasi dengan dinas sosial dan dinas sosial sudah menyatakan siap untuk memberikan pendampingan," ujarnya dikutip dari TribunJateng.com.
Baca juga: Kepala SMPN 1 Blora Ngaku Kecolongan, Terjadi Aksi Bullying hingga Penggunaan HP di Sekolah
2. Motif Salah Paham
Ia menuturkan bahwa aksi perundungan tersebut bermula dari kesalahpahaman.
Namun, ada oknum kakak kelas yang melakukan provokasi hingga terjadi aksi pemukulan.
"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai."
"Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.