Berita Viral
Kepala SMPN 1 Blora Ngaku Kecolongan, Terjadi Aksi Bullying hingga Penggunaan HP di Sekolah
Kepala SMPN 1 Blora mengaku kecolongan setelah viral video aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya. Ia juga meminta maaf atas adanya kasus ini
Ringkasan Berita:
- Viral di media sosial aksi perundungan yang terjadi di SMPN 1 Blora
- Pihak sekolah ngaku kecolongan 2 hal, adanya aksi perundungan dan pemakaian ponsel di sekolah
- Sekolah berkomitmen untuk lakukan perbaikan
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video aksi bullying atau perundungan viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat seorang siswa yang memakai seragam olahraga dipukuli berkali-kali oleh siswa yang memakai seragam pramuka.
Nampak korban berusaha melindungi kepalanya dari pukulan pelaku.
Aksi tersebut juga disaksikan oleh sejumlah siswa berseragam pramuka lainnya yang hanya menonton tanpa memisah keduanya.
Bahkan, sejumlah siswa terekam melakukan provokasi terhadap aksi tersebut.
Setelah ditelusuri, ternyata aksi perundungan tersebut terjadi di SMPN 1 Blora, Jawa Tengah.
Kepala SMPN 1 Blora, Ainur Rofiq mengonfirmasi hal tersebut.
Ia menuturkan, atas kasus ini, pihak sekolah merasa kecolongan dua hal.
Pertama, kecolongan soal aksi perundungan di sekolah.
Kedua, soal penggunaan HP di sekolah yang tidak sesuai ketentuan.
Kepada TribunJateng.com, ia menuturkan bahwa siswa tidak boleh membawa HP, kecuali saat ada pembelajaran.
Baca juga: Adik Kelas Aniaya Kakak Kelas di Blora, Kepala SMPN 1 Blora: Diprovokasi Siswa Kelas 9
"Di sekolah itu aturannya tidak boleh membawa HP, kecuali saat ada pembelajaran. Jadi saat pembelajaran, memang anak disuruh bawa HP, tetapi HP itu dikumpulkan."
"Jadi pagi itu dikumpulkan, ada tempat boksnya, setiap kelas itu punya boks. Pagi dikumpulkan kemudian nanti pada saat pembelajaran HP di boks diambil, kemudian dibagi ke siswa dipakai pembelajaran, kemudian setelah pembelajaran ditarik kembali."
"Nah, kita kecolongan (ada yang bawa HP digunakan untuk merekam aksi perundungan itu). Guru-guru yang perintah bawa HP itu lupa tidak menghitung berapa yang dikumpulkan," jelasnya.
Pihaknya pun akan memperketat lagi pengawasan terhadap para siswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.