Tanah Longsor di Cilacap
Sedihnya Wardi Saat Lihat Boneka Terkubur Longsor: Itu Boneka yang Suka Dipeluk Maya
Wardi(53) duduk terdiam di depan puing-puing dan longsoran tanah.Matanya nanar terus menatap rumah sanak familinya yang kena terjangan longsoran tanah
Ringkasan Berita:
- Jumlah korban longsor Cilacap ada 47 orang. Tiga tewas, 23 selamat dan 21 orang hilang
- Longsor terjadi pada Kamis(14/11/2025) malam. Warga mendengar suara gemuruh kencang.
- Para relawan dan Tim SAR Gabungan harus berpijak hati-hati karena tanah masih labil.
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Wardi(53) duduk terdiam di depan puing-puing dan longsoran tanah. Matanya nanar terus menatap rumah sanak familinya yang telah rata dengan tanah.
Baca juga: Operasi SAR Longsor Cilacap, Polri Terjunkan 155 Personel dan 4 Anjing Pelacak
"Saya cari besan saya Yayung, di rumah itu ada istrinya, anak pertamanya dan anak ketiganya," kata Wardi lirih.
Kamis(13/11/2025) malam mendadak berubah jadi kelam bagi warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sekitar pukul 19.00 WIB, suara gemuruh dari arah bukit tiba-tiba memecah keheningan malam.
Sambil menatap serpihan kayu dan genting yang sudah tak lagi berbentuk, Wardi tak menyangka longsor bakal datang malam itu. Nasib miris juga menimpa warga lain. Di sebelah rumah Yayung terdapat rumah milik Rislam, seorang kakek yang malam itu mengalami patah tulang tangan, pinggang, hingga kaki akibat tertimpa material longsoran.
Saat pencarian, sebuah boneka kecil menyembul di antara tumpukan tanah. Warnanya putih krem sebagian tubuhnya nyaris terpendam longsoran.
"Boneka itu milik Maya yang sering dipeluk, cucunya Rislam. Siswi SMP," ujar Wardi sambil menunjuk rumah lokasi longsoran.
Di rumah itu, Rislam tinggal bersama kedua cucunya, Lia (23) dan Maya, siswi SMP. Keduanya terakhir terlihat berada di dalam rumah bersama sang kakek.
Menurut cerita Wardi, saat tanah mulai menimpa rumah, Rislam masih sempat memeluk erat dua cucunya itu. "Kalau nggak ketolong oksigen saat dievakuasi, kayane Pak Rislam juga bisa meninggal,” katanya.
Namun harapan keluarga belum pupus. Mereka masih menunggu kabar tentang Yuni, ibu dari Lia dan Maya.
Hingga Jumat (14/11/2025) siang, Yuni belum ditemukan.Di tengah kesibukan para petugas menggali reruntuhan, Wardi masih mondar-mandir memantau titik di mana ia yakin keluarganya berada.
Setiap suara mesin berhenti, ia menahan napas, berharap ada kabar dari bawah tumpukan tanah itu. "Yang penting ketemu dulu hidup atau nggak, saya ingin mereka pulang," ucapnya pelan. Di Dusun Tarukahan dan Cibuyut, jejak kehancuran terlihat di mana-mana.
Baca juga: Cerita Warga Selamatkan 2 Anaknya saat Longsor di Majenang Cilacap
Sejumlah rumah tak lagi dapat dikenali bentuknya rata dengan tanah dan ada yang terkubur hingga atap. Ada pula yang hancur berkeping-keping terseret arus tanah.
Pohon besar roboh melintang. Di beberapa titik, pakaian, bantal, dan perabotan berserakan Para relawan dan Tim SAR Gabungan harus berpijak hati-hati karena tanah masih labil.
Aroma tanah basah bercampur kayu patah serta suara mesin alat berat menggema dari kejauhan. Dari jauh ada tangis keluarga yang menunggu di pinggir lokasi menjadi latar suara yang tak kuasa didengar.
Berdasarkan pendataan sementara, berikut kondisi korban longsor di dua dusun terdampak:
1. Dusun Tarukahan
Selamat: 15 orang
Meninggal dunia: 2 orang
Dalam pencarian: 7 orang
Total: 24 orang
2. Dusun Cibuyut
Selamat: 8 orang
Meninggal dunia: 0
Dalam pencarian: 14 orang
Total: 22 orang
3. Total keseluruhan korban
Selamat: 23 orang
Meninggal dunia: 2 orang
Dalam pencarian: 21 orang
Total: 46 orang
Adapun pencarian dibagi lima sektor. Pada Jumat (14/11/2025) pukul 08.00 WIB, Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan operasi pencarian. Petugas dibagi ke lima sektor pencarian:
1. Worksite A-1: 3 orang dalam pencarian
2. Worksite A-2: 7 orang dalam pencarian
3. Worksite A-3: 4 orang dalam pencarian
4. Worksite B-1: 4 orang dalam pencarian
5. Worksite B-2: 3 orang dalam pencarian
Baca juga: Kisah Pencarian Korban Longsor Cilacap, Keluarga: Penting Ketemu Dulu, Hidup atau Nggak
"Pencarian dilakukan dengan alat berat, peralatan ekstrikasi, serta peralatan manual untuk area sempit,” jelas Priyo Prayudha Utama, On Scene Coordinator Bencana Tanah Longsor Cilacap.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul 'Derai Air Mata Korban Longsor Cibeunying Cilacap, Menanti Cucu yang Hilang hanya Ditemukan Boneka'
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.