Jumat, 21 November 2025

Indramayu Tekan Stunting ke 10 Persen, Raih Predikat Terbaik II Penanganan Stunting se-Jawa Barat

Indramayu berhasil menurunkan stunting hingga 10 persen dan meraih predikat Terbaik II penanganan stunting di Jawa Barat.

Editor: Content Writer
Istimewa
TEKAN ANGKA STUNTING - Kota Indramayu berhasil meraih penghargaan Terbaik II Penanganan Stunting se-Jawa Barat. Adapun penghargaan itu diserahkan langsung Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, kepada Bupati Indramayu Lucky Hakim yang diwakili oleh Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting se-Jawa Barat di Pusdai Bandung, Kamis (20/11/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Upaya serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu dalam menekan angka stunting kembali menunjukkan hasil positif. Lewat kerja kolaborasi antara pemerintah daerah (pemda), tenaga kesehatan, swasta, hingga masyarakat, Kota Indramayu berhasil meraih penghargaan Terbaik II Penanganan Stunting se-Jawa Barat. 

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atas capaian Pemkab Indramayu yang mampu menekan angka stunting dari 18,4 persen pada 2023 menjadi 9,8 persen pada 2024. 

Angkah itu berada jauh di bawah standar nasional 14 persen, sekaligus menempatkan Indramayu sebagai Terbaik II Akseleratif Progresif 2019-2024 dalam Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting. 

Penghargaan itu diserahkan langsung Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, kepada Bupati Indramayu Lucky Hakim yang diwakili oleh Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting se-Jawa Barat di Pusdai Bandung, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Diskominfo Indramayu Dorong Literasi Informasi Lingkungan Pendidikan lewat Rakor Pengelolaan Media

Wakil Bupati H. Syaefudin menjelaskan bahwa penurunan stunting di Indramayu dilakukan secara terencana dan terukur dalam RPJMD. Ia memaparkan bahwa 80 persen kasus stunting di Indramayu dipicu malnutrisi kronis pasca lahir serta belum optimalnya sistem rujukan.

Untuk itu, berbagai strategi percepatan terus dijalankan, di antaranya screening seluruh balita stunting oleh dokter spesialis anak yang bekerja sama dengan tiga RSUD, penguatan pendampingan keluarga berisiko stunting, optimalisasi sistem rujukan berjenjang, serta penyediaan PMT bagi balita gizi kurang melalui program Orang Tua Anak Asuh Stunting (OTAAS).

“Kita targetkan tahun 2026 angka stunting di Indramayu turun menjadi 7 persen. Target ini hanya bisa dicapai melalui kerja bersama, termasuk dukungan sektor swasta dan keterlibatan aktif masyarakat,” tegas Syaefudin.

Pada tahun 2025 ini, Pemkab Indramayu juga menetapkan 15 desa sebagai lokus prioritas penanganan stunting, yakni Cipancuh, Drunten Kulon, Loyang, Tempel, Lelea, Purwajaya, Segeran, Malangsemirang, Sukaurip, Krimun, Anjatan Baru, Anjatan Utara, Ujunggebang, Bantarwaru, dan Kendayakan.

Baca juga: Indramayu Jadi Kota Wakaf Pertama, Bupati Lucky: Bukan Sekadar Amal, Tapi Strategi Ekonomi Umat

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved