Jumat, 22 Agustus 2025

Virus Corona

China tak Bisa Berkelit, Banyak Bukti Ditemukan Covid-19 Berasal dari Pasar Hewan di Wuhan

Sebagai keberlanjutan dari studi, Worobey menyampaikan bahwa pengawasan ketat sangat penting dilakukan untuk mencegah pandemi di masa depan.

Editor: Hendra Gunawan
NOEL CELIS / AFP
Seorang wanita mengenakan masker menyesuaikan masker anaknya ketika mereka tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan untuk mengambil salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah Cina awal pada 8 April 2020 

Namun, Dr Bloom mendapati bahwa urutan data kasus awal Covid-19 Wuhan itu menghilang dari database NIH. Seorang juru bicara dari NIH juga mengkonfirmasi bahwa para ilmuwan dari Wuhan University meminta agar urutan genetik tersebut ditarik dari database pada Juni 2020.

Di tengah hangatnya perdebatan seputar asal-usul virus corona penyebab Covid-19, kabar tentang hilangnya urutan genetik ini pun memicu cukup banyak perhatian media.

Apalagi dalam laporannya, Bloom juga menulis bahwa "kemungkinan urutan genetik dihapus untuk mengaburkan keberadaannya"

Setelah berbulan-bulan lamanya, sisi lain dari cerita ini pun akhirnya muncul ke permukaan.

Seorang reporter kantor berita Xinhua, Zichen Wang, yang meliput tanggapan China mengenai kejadian ini mengklaim motif sebenarnya di balik penghapusan data kasus awal Covid-19 di Wuhan.

Menurut dia, penjelasan tentang hilangnya data tersebut sebenarnya sangat membosankan.

Penjelasan hilangnya data Covid-19

Dalam blog-nya Pekingnology, Zichen mengungkapkan hasil wawancaranya dengan para peneliti di Wuhan University dan isi konferensi pers wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional China terkait kontroversi ini.

Para peneliti berkata bahwa mereka telah menyerahkan makalah yang asli kepada editor di jurnal Small, lengkap bersama paragraf yang merujuk pada data urutan genetik di database NIH.

Namun, paragraf tersebut dihilangkan oleh para editor Small pada saat proses penelaahan, karena dianggap berlebihan dari yang dibutuhkan.

Hasil draf yang telah diedit kemudian dikirimkan kembali ke para peneliti Wuhan University.

Melihat paragraf tersebut telah dihapus dari makalah, para peneliti menganggap tidak perlu lagi untuk menyimpan data urutan kasus awal Covid-19 dalam database NIH.

Pasalnya, tanpa adanya tautan ke makalah tersebut, data tersebut dianggap seperti "lalat tanpa kepala".

"Tidak akan ada yang tahu asosiasi data tersebut, mungkin setelah beberapa waktu, bahkan kami sendiri tidak akan dapat menemukan datanya, karena tidak ada tautan. Jadi kami meminta datanya dihapus," kata para ilmuwan China kepada Zichen.

Penjelasan ini juga dikonfirmasi oleh para editor di jurnal Small. Mereka telah meminta maaf atas dampak yang telah ditimbulkan, dan menambahkan catatan beserta koreksi yang kini berisi tautan ke kumpulan data yang pernah hilang.

Para editor Small menulis, "Dalam artikel awal yang diterbitkan, paragraf Data Availability dari bagian eksperimental salah dihapus selama proses penyuntingan. Kumpulan data pengurutan asli telah dikirim ke pusat data China National Center for Bioinformation GSA dengan nomor aksesi CRA004499,". (Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas/Zintan Prihatini/Bestari Kumala Dewi)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan