Menko Pangan: WNI Minder Kalau Bertemu WNA karena Kurang Gizi dan IQ Hanya 80
Pemerintah Indonesia fokus terhadap ketahanan pangan. Sebab, berkaitan dengan gizi masyarakat Indonesia agar mereka tidak minder bertemu warga asing..
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyoroti kekurangan gizi warga Indonesia. Dampaknya, merasa minder atau rendah diri ketika bertemu dengan orang-orang dari negara barat.
Baca juga: Masih Jadi Masalah Serius, 21 Juta Masyarakat Indonesia Alami Kekurangan Gizi
Zulkifli Hasan atau Zulhas menjelaskan Pemerintah Indonesia tengah fokus terhadap ketahanan pangan. Sebab, berkaitan dengan gizi masyarakat Indonesia. Menurutnya, untuk menjadi negara maju, gizi masyarakat Indonesia harus baik.
“Kalau kita ingin maju, untuk membalik keadaan yang kemarin, maka manusia Indonesia itu harus gizinya bagus. Maka lahirlah makanan bergizi,” ujar Zulhas di Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).
Membawa Indonesia Maju, kata Zulhas, harus selaras dengan meningkatkan gizi masyarakatnya. Karena itu, lahir program prioritas pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Meski diakui Zulhas untuk mengimplementasikannya tidak mudah.
“Tergantung nanti petugas eksekusi di lapangan. Kalau di lapangan yang tidak beres, anak masalahnya banyak. Tidak mudah memang. Tidak mudah seperti membalik tangan. Kerjaan untuk memberi manfaat 82 juta orang,” tutur Zulhas.
Zulhas mengatakan, gizi berdampak terhadap Sumber Daya Manusia (SDM). Ia mengilustrasikan di satu desa dengan 1.000 orang, maka 99 persen tidak bisa menjawab berapa biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
“Kenapa kemampuan SDM kita seperti itu? Karena gizinya kurang. Karena gizinya kurang, tubuhnya tidak kuat, kecerdasannya kira-kira 70-80. Itu persoalan paling besar kita,” terang Zulhas.
Baca juga: Bappenas: Fortifikasi Pangan Bantu Atasi Kasus Kurang Gizi di Indonesia
Karena itu, ucap Zulhas, agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain, hal yang paling mendasar adalah memenuhi gizi masyarakatnya. Zulhas menyinggung Intelligence Quotient (IQ) atau ukuran kemampuan intelektual seseorang yang mencakup kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, memahami konsep, dan analisis.
“Makanya manusia kita kadang-kadang kalau sudah ketemu sama Timur Tengah, ketemu sama Barat, minder. Karena kurang gizi, IQ-nya rata-rata 80, ada. Maka gizi, Pak. 82 juta anak-anak kita harus punya gizi, bagus, tubuhnya sehat, IQ-nya tinggi, cerdas, baru dia punya kemampuan lebih,” tambah Zulhas.
Zulhas mengajak masyarakat untuk terlibat dalam MBG. Terutama, untuk menyuplai rantai pasok pangan. Ia mencontohkan, pemerintah akan membutuhkan banyak telur, ayam, ikan, sayur, dan buah-buahan untuk memberikan MBG ke 82 juta anak Indonesia.
Baca juga: Menko Zulkifli Hasan Sebut Keselamatan Anak Jadi Perhatian Utama dalam Pelaksanaan MBG
“Mau tanam sayur, mau pelihara ayam, mau pelihara kambing, mau pelihara sapi, mau tanam padi, ikan lele, apa saja ini pasti sangat menguntungkan,” terang Zulhas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.