Hari HAM Internasional - Menolak Lupa! Tragedi Trisakti yang Tewaskan 4 Mahasiswa
Hari HAM Internasional - Menolak Lupa, Tragedi Trisakti yang Tewaskan 4 Mahasiswa
Penulis:
Miftah Salis
Editor:
Sri Juliati
Dekan FE bernegosiasi dengan Kol.Pol.Arthur Damanik dan hasil negosiasi mahasiswa dapat pulang.
Syarat pulang dengan cara keluar secara sedikit demi sedikit (per 5 orang).
Mahasiswa dijamin akan pulang dengan aman.
Kebanyakan mahasiswa dilarikan ke RS Sumber Waras.
Dilansir dari Kompas yang mengutip dari buku Mahasiswa dalam Pusaran Reformasi 1998, Kisah yang Tak Terungkap (2016) karya Rosidi Rizkiandi, ahli kedokteran forensik dr Abdul Mun'im Idries menyatakan hasil visum Hery Hertanto.
Tubuh Hery Hertanto ditemukan serpihan peluru kaliber 5,56 mm yang digunakan untuk senjata laras panjang jenis Styer atau SS-1.
Pengguna senjata Styer adalah satuan Brimob atau Kopassus saat itu.
Hasil yang sama dan senada juga diungkapkan dari hasil otopsi Tim Pencari Fakta ABRI serta uji balistik di Forensic Technology Inc di Montreal, Kanada.
Jenderal Pol Dibyo Widodo yang menjabat sebagai Kapolri saat itu membantah anak buahnya menggunakan peluru tajam.
Kapolda Metro Jaya Hamami Nata juga mengatakan polisi hanya menggunakan tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata.
Hingga saat ini, misteri pelaku pembunuhan Tragedi Trisakti belum juga terkuak.
(Tribunnews.com/Miftah)