Dahlan Iskan Temui Mahfud MD Jelang Pilpres 2019, Inilah yang Mereka Bicarakan
Inilah dua hal yang dibicarakan Mahfud MD dengan Dahlan Iskan pada dua hari jelang Pilpres 2019.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Natalia Bulan Retno Palupi
"Bs jd ini adl pembajak yg ingin mengadu domba," tulis Mahfud MD.
Dahlan Iskan Dukung Prabowo
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan dukungannya kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Hal itu ia disampaikan Dahlan Iskan saat mengawali acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Awalnya, Dahlan Iskan mengatakan, pada lima tahun lalu ia pernah mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2014.
Namun, pada Pilpres 2019, ia mengalihkan dukungan ke Prabowo Subianto.
"Hari ini saya menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo," ujar Dahlan.
Mantan Menteri BUMN memberikan alasan, dirinya merasa tak puas dengan kinerja Presiden saat ini yang kembali mencalonkan diri, Joko Widodo.
Memberikan sambutan pembuka pada acara Pidato Kebangsaan Prabowo di Surabaya, Jumat (12/4/2019), Dahlan pun membeberkan sejumlah alasannya.
Ia mengaku pada pemilu 2014 silam, dirinya memang sempat mendukung Jokowi.
"Lima tahun yang lalu, saya mendeklarasikan besar-besaran mendukung Pak Jokowi."
"Saat itu, saya berharap banyak, Pak Jokowi memiliki program Revolusi Mental," kata Dahlan Iskan di atas podium.
Selain program revolusi mental, Dahlan juga cukup optimistis, pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi bisa melambung tinggi.
"Pak Jokowi sebelumnya juga punya program yang hebat yang dipercaya membuat pertumbuhan ekonomi yang tinggi," katanya kepada Tribunjatim.com.
"Sehingga, kami percaya saat itu akan membuat pendapatan perkapita menjadi 7 ribu dolar AS dari sebelumnya sudah 5 ribu dolar AS. Sayang, itu tak terlaksana," kata Dahlan.
Ia juga membantah, pilihan ini didasarkan pada nasib Dahlan Iskan selama lima tahun terakhir.
"Karena itu, saya hari ini menjatuhkan pilihan ke Pak Prabowo. Bukan karena nasib saya lima tahun terakhir."
"Itu saya ambil dengan risiko sebagai seorang pengabdi," katanya.
Pihaknya berani memberikan pilihan tersebut dengan segala konsekuensinya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)