Seharusnya Polisi Dukung Misi Slank
Hal ini sekaligus menggenapi kekecewaan para penggemar di daerah lain oleh permasalahan yang sama.
Penulis:
Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Para Slankers curhat.Tidak diijinkannya Slank berpentas di Lampung oleh kepolisian setempat tanpa disertai alasan, mendatangkan kekecewaan para penggemarnya. Hal ini sekaligus menggenapi kekecewaan para penggemar di daerah lain oleh permasalahan yang sama.
Hal ini disampaikan oleh politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari dalam rilisnya, Kamis (22/11/2012). Dijelaskan, tidak ada laporan tindakan kriminal yang dilakukan Slank serta tidak ada keberatan resmi dari ormas setempat, dan tidak ada juga ancaman keamanan terhadap pertunjukan.
"Slank tidak mempunyai musuh. Sehingga alasan yang kuat adalah berkaitan dengan kepolisian itu sendiri terhadap Slank," Eva menduga.
Pemihakan Slank ke KPK saat konflik cicak versus buaya, imbuhnya, diduga menimbulkan dendam kepolisian sehingga penggunaan kewenangan pemberian ijin pertunjukan dipakai sebagai strategi balas dendam. "Ini tentu bentuk penyalahgunaan wewenang (abuse of power) dan tidak adil bagi Slank dan para penggemarnya," tuturnya.
Sebagai penegak hukum, Eva menegaskan, Polri sepatutnya mendukung gerakan budaya Slank dengan kampanye anti kekerasan (slogan PISS), anti korupsi maupun anti sektarianisme.
Tema-tema Slank ini, Eva mengingatkan, seiring dengan tugas Polri baik sebagai penjaga ketertiban masyarakat maupun sebagai penegak hukum. Sehingga tidak ada alasan untuk memblack list Slank. Karena tindakan tersebut, justru merugikan masyarakat dan polisi sendiri.
"Saya meminta Polisi untuk taat pada protap pemberian ijin pertunjukan dan memberlakukan tersebut secara adil kepada para seniman-seniman termasuk Slank. Saya menilai, baik secara content maupun tindakan-tindakan Slank, positif bagi kepentingan masyarakat sehingga baik penegak hukum termasuk polisi harus mendukung misi positif Slank," Eva mengingatkan.