Pergulatan Batin Gisel Saat Ambil Keputusan Cerai dengan Gading Marten
Ketika rumah tangganya menghadapi masalah, Gisel berpikir tidak ingin seperti orangtuanya yang disebutnya bertahan hanya demi anak.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi dan artis peran Gisella Anastasia atau Gisel menilai bercerai dari Gading Marten sebagai keputusan salah karena menggunakan cara berpikir yang tak tepat.
Gisel menceritakannya saat berbincang dengan pembawa acara Daniel Mananta dalam video berjudul "Keputusan yang salah, ketika Gisel memutuskan harus bercerai".
Dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Daniel Mananta Network, Selasa (15/9/2020), Gisel mengaku ada ego yang bermain ketika dia membuat keputusan itu.
Ketika rumah tangganya menghadapi masalah, Gisel berpikir tidak ingin seperti orangtuanya yang disebutnya bertahan hanya demi anak.
Baca: Lupakan Gisel, Gading Marten Sumringah Dapat Lampu Hijau Dekati Artis Cantik Ini: Haleluyah!
Baca: Nagita Slavina Curhat soal Pengakuan Rafathar yang Suka pada Gempi, Gisel: Kok Aku yang Merinding Ya
"Waktu itu I don't want to end up like that, tapi itu nge-twist-nya iblis pintar banget sih, di twist-twist otak aku seakan-akan 'udah pisah aja'," ujar Gisel.

Saat itu Gisel merasa dia berhak bahagia sekali-sekali, karena segala kesulitan di masa kecil yang pernah dialami, ketika dia harus bekerja sejak masih kecil.
Baca: Bantah Putus dari Gisel, Wijin Anggap Gempi Seperti Ponakan Sendiri: Saya Suka Anak Kecil
Semua pemikiran untuk berpisah saat itu semakin bulat ketika melakukan pilates dan mendapat kata-kata dalam savasana (posisi akhir dari yoga), di mana disebut untuk mengasihi diri sendiri karena berhak untuk bahagia.

"Bukan nyalahin savasana-nya, tapi waktu itu iblis makai itu juga buat like 'okay you deserve to be happy, you're body, you're soul,'" ucap Gisel.
"Kayak kalau dipikirin, sarap itu dulu kenapa kalimat itu menjadi konfirmasi buat gue gitu, sebenarnya harusnya enggak begitu," kata Gisel sambil menggaruk kepalanya.
Pemikirannya untuk berpisah saat itu semakin diperkuat ketika bertemu psikolog dan mengatakan kalau dirinya saat itu memang haus kasih sayang, membutuhkan sosok ayah, sosok yang bisa dijadikannya pegangan.
Baca: Hubungan Gisel dan Wijin Dikabarkan Kandas! Sosok ini Jauh-jauh Hari Sudah Prediksi itu : Bisa Pisah
"Jadi dia (psikolog) kayak mengonfirmasi gitu semua, jadi kayak 'tuh kan kata psikolognya aja begitu, emang masa lalumu gini.' I was blaming my masa lalu," ujarnya.
Padahal, seharusnya masa lalu tidak bisa dijadikannya sebagai alasan pembenaran tindakannya untuk berpisah.

Seharusnya masa lalunya itu bisa diambilnya sebagai pelajaran untuk menjadikan diri sebagai pribadi lebih baik.
Dan di situ Gisel seharusnya sadar akan pentingnya berdamai dan memaafkan masa lalu.
Gisel sadar betul pemikirannya saat itu yang dipengaruhi berbagai hal tanpa ia komunikasikan dengan Tuhan adalah pemikiran yang salah. Dia menyimpulkan semuanya sendiri.
"Ya memang kalau udah dewasa in that commitment (pernikahan) ya memang udah harus komitmen untuk enggak naruh ego kita di nomer satu, bahwa emang kepentingannya bukan kita doang," kata Gisel kemudian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gisel Ungkap Pergulatan Ketika Pernikahannya Bermasalah