Kamis, 21 Agustus 2025

Penderita Rabun Jauh Meningkat di Masa Pandemi

Selama pandemi masyarakat kebanyakan beraktivitas di rumah dengan gadget mereka. Tak terkecuali anak usia sekolah.

Editor: Willem Jonata
SCMP
FOTO ILUSTRASI - Anak Perempuan yang masih Berusia 2 Tahun Mengalami Rabun Jauh hingga Matanya Minus 9 karena Bermain Smartphone setiap Hari dalam 1 Tahun Terakhir. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com,  Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Durasi penggunaan laptop dan smartphone lebih panjang sejak pandemi covid-19.

Seiring hal itu, jumlah penderita myopia atau rabun jauh meningkat.

Menurut studi penelitian di Cina, jumlah rabun jauh mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat selamat 2020.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Layanan JEC Myopia Control Care dr. Gusti G. Suardana, SpM(K) dalam media launch “The First Comprehensive Myopia Management in Indonesia” secara daring pada Selasa (23/02/2021). 

WHO juga memprediksi setengah dari penduduk dunia akan mengalami rabun jauh.

Baca juga: Tips Merawat Mata agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Rabun atau Mata Minus

Sebabnya, selama pandemi masyarakat kebanyakan beraktivitas di rumah dengan gadget mereka. Tak terkecuali anak usia sekolah.

Padahal menggunakan objek secara dekat menjadi salah satu pemicu dari munculnya rabun jauh atau myopia ini.

Tidak hanya membuat penderitanya menjadi tidak nyaman, pelbagai penyakit dapat muncul jika tidak ada penanganan yang segera dan tepat. 

dr. Gusti G. Suardana mengatakan rabun jauh dapat berdampak pada katarak, glaukoma, retina lepas hingga yang paling parah adalah kebutaan. Oleh karena itu dr Gusti G Suardana mengatakan untuk segera lakukan pemeriksaan secara dini.

Apalagi jika sudah ditandai seperti mata buram saat melihat benda jauh, mata cepat lelah hingga sering mengusap-usap mata.

Kasus rabun jauh juga tidak bisa dianggap sepele terutama pada anak-anak.

Selama Pandemi, anak-anak lebih rentan terkena rabun jauh diakibatkan pembelajaran selama pandemi selalu menggunakan gawai.

Bila sudah terkena minus pada rabun jauh, sudah seharusnya melakukan penanganan. 

Sebelum melakukan penanganan, dr Gusti G Suardana mengatakan harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan