Jumat, 5 September 2025

PROFIL Ayu Maulida, Wakil Indonesia di Ajang Miss Universe 2020, Tuai Pujian Pakai Kostum Komodo

Inilah profil dan sosok Ayu Maulida, wakil Indonesia di ajang Miss Universe 2020. Sosok Ayu Maulida menuai pujian saat tampil mengenakan kostum Komodo

Penulis: Sri Juliati
Editor: bunga pradipta p
Kolase Tribunnews
Inilah profil dan sosok Ayu Maulida, wakil Indonesia di ajang Miss Universe 2020. Sosok Ayu Maulida menuai pujian saat tampil mengenakan kostum Komodo 

Dikutip dari news.unair.ac.id, gadis kelahiran 1997 itu sempat ragu-ragu saat memutuskan terjun ke dunia modeling.

Sebab, latar belakang keluarganya yang bukan dari kalangan model.

Ditambah lagi, sang ibu memiliki background agama sangat kuat.

Hal ini membuat dirinya semakin tidak yakin untuk dapat terjun ke dalam dunia modeling.

"Seiring berjalannya waktu, saya sering mendapat tawaran tak terduga dari beberapa agency model yang meminta saya untuk bergabung dalam agency tersebut," kata Ayu.

Berkat sederet prestasi yang diraih Ayu, orang tua memberikan respons positif karena Ayu mampu menunjukkan kesungguhannya dalam dunia model.

4. Bawa Advokasi Senyum Desa

Baik di ajang Puteri Indonesia 2020 dan Miss Universe 2020, Ayu Maulida mengajukan program Senyum Desa sebagai advokasinya.

Senyum Desa adalah sebuah kegiatan sosial berupa mengajar di pelosok desa, edukasi hidup sehat, dan pemberian pelatihan kewirausahaan.

Ayu dan teman-teman terjun membantu dalam pendidikan anak dan pemberdayaan perempuan di desa-desa tertinggal.

"Jadi gerakan Senyum Desa aku jalani bersama teman-teman kampus," kata Ayu Maulida dalam live streaming 'Grand Openning International Volunteer Day Festival 2020 Indonesia' di channel YouTube Jadi PNS, Minggu (11/10/2020).

Karena merasa hanya berkumpul saja, perempuan yang akrab disapa Ayuma itu mengakui ia dan teman-teman perlu melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Dari landasan seperti itu lah, Ayu Maulida bersama teman-teman tergerak hatinya terjun menjalankan aksi sosial, tapi bukan ke masyarakat kota, melainkan ke desa-desa di pelosok Indonesia.

"Selama ini fokusnya kan di kota, nah sementara kita lupa ada saudara kita di desa, sangat jauh tertinggal nasibnya dengan kita yang di kota," ucapnya.

"Dari situ kita melakukan satu kegiatan akhirnya ketagihan. Dari situ terjadilah perkumpulan yang semakin besar, sampai sekarang jadi yayasan," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan