Cerita Hijabers Cindy Levina Tapaki Karier sebagai Selebgram, Awalnya Iseng, Kini Jadi Profesional
Cindy, sapaan akrabnya, menarik perhatian netizen +62 dengan konten-konten fesyen dan kecantikan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Willem Jonata
Mula-mula hanya 5 ribu follower, lambat laun bertambah menjadi puluhan ribu follower, dan akhirnya mencapai ratusan ribu.
"Dan setelah itu, ada manajemen influencer yang ngajak aku gabung. Setelah aku putuskan buat gabung, barulah brand-brand mulai masuk dan dari sana aku baru merasakan endorse-an yang dibayar."
Dan aku jadi semangat (bikin konten)," terang wanita kelahiran 10 Oktober 1995 ini.
Lebih dalam, Cindy menuturkan bahwa konten-konten hijab tutorial dan tips make up-nya yang berhasil mengangkat namanya.
Konten video tips make up no make up look-nya dan hijab tutorial pashmina yang simple viral di sosial media. Hal inilah, kata Cindy, yang mengantarkannya hingga di posisi sekarang.
"Kalau aku ‘tarik’ ke belakang, apa yang bisa aku pelajari dari perjalananku, adalah, karena upaya memberikan konten-konten bermanfaat ke orang-orang, terkait kebiasaan kita, sisi unik kita dalam diri kita, secara terus menerus atau konsisten.
Karena dari konsistensi itu akan memunculkan reputasi dan akhirnya muncul peluang. Jadi, segala sesuatu itu soal konsistensi sih menurut aku," terang Cindy.
Tak sampai di situ, sisi entrepreneurship dari wanita kelahiran Bandung ini juga menarik dibahas. Karena Cindy rupanya tak hanya pandai mempromosikan produk orang lain.
Tapi juga brand yang ia buat, yaitu Clevina. Ya, Cindy – yang baru berumur 22 tahun di tahun 2014– memberanikan diri membuat brand sepatu berbekal eksistensinya di instagram serta hobinya mengoleksi sepatu, dan hasilnya berbuah manis.
"Waktu pertama kali rilis itu aku modalnya Rp 5 juta, dan entah momennya lagi pas, saat itu brand-ku berhasil naik. Sepatuku laku sampai ribuan pasang.
Dan omset bisa itu menyentuh ratusan juta,” terang wanita yang telah memiliki dua anak ini.
Setelah produk awalnya jadi best seller tersebut, Cindy pun memutuskan untuk menseriusi bisnisnya.
Mulai dari aspek kemasan, modelnya, sampai strategi marketingnya.
Hingga 6 tahun berdiri, Cindy mengaku bahwa sejauh ini telah merilis 80-an sepatu ke pasaran dan selalu laris manis.
Namun demikian, Cindy mengaku usahanya agak menurun di masa pandemi ini, khususnya di tahun 2020.