Rabu, 20 Agustus 2025

Pernikahan Kaesang dengan Erina Gudono

Dalam Pingitan, Erina Gudono Akui Kegigihan Kaesang Pangarep: Lucu Banget Kalau Diingat Dulu

Akad nikah Erina Gudono dan Kaesang Pangarep digelar di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, pada 10 Desember 2022.

Editor: Willem Jonata
Instagram @erinagudono
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. 

Kenakan rias dan busana ala putra putri  kraton

Rencananya prosesi akad nikah putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu akan dilangsungkan Sabtu (10/12/2022) di pendopo agung Royal Ambarrukmo Hotel.

Sejumlah persiapan sudah dilakukan, termasuk pemilihan busana pernikahan dan keperluan lainnya.

Erina Gudono dikabarkan akan mengenakan busana ala putri Kraton Ngayogyakarta.

Baca juga: Cincin Nikah Kaesang-Erina Bakal Diserahkan oleh Jan Ethes dan Sedah Mirah, Ini Alasannya

Pemilihan busana itu menurut pembawa acara nikah adat jawa, dr Wigung Wratsangka sudah menjadi kesepakatan antara Kaesang dan Erina.

"Riasan semula akan kenakan paes Jogja putri, kemudian berkembang mbak Erina setuju paes ageng kebesaran," kata Wigung seusai memandu geladi bersih pernikahan Kaesang dengan Erina di Royal Ambarrukmo, Selasa (6/12/2022).

Paes ageng kebesaran menurut Wigung sama dengan paes ageng keprabon atau sama dengan paes ageng basahan.

Alasan memilin rias dan busana itu lantaran baik rias maupun busana yang dipilin Erina dan Kaesang merupakan busana yang utama dikenakan oleh putri-putri Kraton

"Busana itu adalah busan yang utama dikenakan oleh putri-putri Sri Sultan Hamengku Buwono," ujarnya.

Kedua mempelai itu diperbolehkan mengenakan busana ala kraton sebab menurut Wigung, pada sekitar tahun 1960 Sri Sultan Hamengku Buwono IX telah mengizinkan masyarakat umum dapat menggunakan busana paes ageng kebesaran dalam upacara pernikahan.

"Tahun 60-an Sri Sultan Hamengku Buwono X sudah mengizinkan untuk maasyarakat umum. Paes ageng itu yang memakai prada emas," ungkapnya.

Dijelaskan Wigung untuk prosesi pernikahan Kaesang dengan Erina menggunakan upacara panggih pengantin Yogyakarta.

Prosesi itu merujuk pada upacara pernikahan yang dilakukan keluarga Kraton Ngayogyakarta.

Wigung menegaskan, meski upacara pernikahan itu mirip dengan pernikahan putri mahkota kraton, namun terdapat transisi yang membedakan antara pakem kraton dan masyarakat umum.

"Itu sudah menjadi semacam protap kami. Dimana ini kraton, ini masyarakat umum dan mana transisionalnya yang bisa digunakan, tidak madani (sama persis) kraton tetapi ada refrensi karena judulnya adalah upacara adat panggih Yogyakarta. Tentu kami tidak bisa lepas dari kraton sebagai sumber budaya," ujarnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan