Angka Kematian Bayi dan Ibu Masih Tinggi, Peran Bidan Harus Dioptimalkan
Masalah tersebut menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih terhitung tinggi.
Selain itu, jumlah stunting di Indonesia juga belum mengalami penurunan signifikan dari tahun sebelumnya.
Karenannya, masalah-masalah tersebut menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Baca juga: Angka Kematian Bayi Tinggi, Menkes: 80 Persen Ibu Hamil di Indonesia Tidak di-USG
Anggota Tim Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Eka Lestari Kurnia, M.MRS menuturkan diperlukan langkah strategis pemerintah seperti peningkatan akses layanan kesehatan serta, optimalisasi teknologi medis, dan edukasi masyarakat untuk memperkuat program kesehatan ibu dan anak.
Ia mengatakan, AKI dan AKB masih tinggi yang disebabkan oleh dua faktor utama yakni nifas pada tingginya AKI dan stunting pada AKB.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan kolaborasi antara Albusmin dan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini.
"Saya mengajak para bidan untuk turut serta dalam memperkuat peran pendampingan profesional dalam setiap tahapan kehamilan dan masa nifas. Kolaborasi yang baik antara bidan, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menurunkan angka stunting dan memastikan kesehatan ibu serta bayi dapat terjaga dengan baik," kata dr. Eka.
Wakil Kepala 2 Bidang Pelatihan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat Dr. Yanti Herawati., S.ST, M.Keb dikesempatan yang sama menjelaskan, sejak tahun 2022, program intervensi stunting pemerintah telah memasukkan salah satu komponen penting baru, yaitu pemberian protein hewani, terutama kepada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anak usia di bawah dua tahun (baduta).
Menurutnya, protein hewani menjadi fokus utama karena mengandung zat gizi esensial yang tidak dapat dipenuhi oleh pangan nabati, seperti zat besi dan vitamin B12, serta asam amino yang lengkap untuk mendukung pertumbuhan tubuh.
Beberapa sumber protein hewani yang diutamakan dalam program ini adalah telur dan ikan gabus, karena mudah diakses dan kaya manfaat.
"Pada ibu hamil, konsumsi protein hewani ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal. Sehingga dapat mengurangi risiko kelahiran dengan berat badan rendah (BBLR) dan mencegah gangguan perkembangan pada masa kehamilan," kata dr. Yanti.
Ditambahkan Sekretaris Jendral Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr. Ulul Albab, Sp.OG bahwa protein albumin memiliki peran penting untuk dikonsumsi pascaoperasi, terutama selama masa nifas mengingat angka kematian ibu (AKI) sebagian besar terjadi pada masa ini, dengan infeksi luka sebagai salah satu penyebab utama.
Penyembuhan luka memerlukan protein sebagai bahan dasar pembentukan jaringan kolagen, dan albumin menjadi komponen vital dari proses ini.
"Hypoalbuminemia, atau kadar albumin rendah, diketahui sebagai faktor risiko independen yang memperlambat penyembuhan luka, meskipun sayangnya pemeriksaan kadar albumin masih jarang dilakukan. Salah satu sumber protein albumin adalah ikan gabus. Sebagai alternatif, bisa juga konsumsi suplementasi ekstrak ikan gabus yang tentunya juga mengandung protein albumin dan sudah terbukti mempercepat penyembuhan luka yang sudah terbukti," ujar dokter Ulul.
Angka Stunting Bakal Diintegrasikan jadi Satu Data, Menko PMK: agar Kebijakan Akurat |
![]() |
---|
KPK Baru Panggil Satu Pihak dalam Penyelidikan Korupsi Makanan Tambahan Ibu dan Balita di Kemenkes |
![]() |
---|
Air Bersih, Sanitasi, dan Nikah Dini Jadi Pemicu Stunting, BKKBN Gandeng Swasta untuk Intervensi |
![]() |
---|
Angka Stunting Nasional Turun Jadi 19,8 Persen, BKKBN Ngotot Turun 14 Persen |
![]() |
---|
Sosok Sadewo Tri Lastiono, Bupati Banyumas Rogoh Kocek Pribadi Demi Jadi Bapak Asuh Bayi Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.