Perankan Tetangga Julid di Film 'Cocote Tonggo' Asri Welas Hampir Dibuat Menangis

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asri Welas turut membintangi film drama komedi garapan Bayu Skak yang berjudul 'Cocote Tonggo'.

Ia berperan sebagai karakter bernama sosok Bu Pur, perempuan yang gemar mengomentari hidup orang lain dan julid ke tetangga sekitar.

Baca juga: Rela Habiskan Ratusan Juta untuk Sedot Lemak, Asri Welas Ungkap Alasan Pilih Lakukan di Korea

"Bu Pur itu kan, wah orangnya ngomongin orang terus," kata Asri Welas ditemui di Ampera, Jakarta Selatan pada Selasa (15/4/2025).

Asri Welas justru hampir dibuat menangis ketika mendalami karakter Bu Pur dan memerankannya saat proses syuting beberapa waktu lalu.

Ia teringat dengan kehidupan pribadinya yang belakangan ini jadi gunjingan dan pembicaraan orang-orang, bukan di rumah tapi di media sosial.

Baca juga: Meski Galiech Ridha Berusaha Bangun Komunikasi Lagi, Asri Welas Kukuh Bercerai, Singgung Luka

"Jadi Cocote Tonggo ini untuk kehidupan ku sendiri mau nggak mau udah pasti aku di Cocoti. Karo netizen, karo para press iki," kata Asri Welas.

"Jadi mau nangis gue. Apa yang terjadi di hidupku, aku sebenarnya nggak mau. Tapi kan terjadi, jadi mungkin kenapa orang lain berkomentar, karena mungkin mereka lihat dulu Asri Welas seperti ini, ternyata sekarang berbeda," jelasnya.

Namun ia belajar satu hal dari sosok Bu Pur, sebab setelah memerankan sosok itu dirinya jadi tahu kenapa orang suka berkomentar dan julid ke kehidupan orang lain.

"Tapi dari situ kita belajar, apa sih yang melatarbelakangi kenapa sih dia bisa julid sama orang, kenapa dia sampai nggak punya hati sama orang, ngomong ceplas-ceplos, kesalahan orang dibacain," katanya.

Sayangnya Asri belum mau bicara banyak soal latar belakang karakternya itu karena tidak mau memberikan spoiler ke orang-orang.

Sekedar informasi, film Cocote Tonggo bercerita soal pasangan suami istri Luki (Dennis Adhiswara) dan Murni (Ayushita). Keduanya menjadi bahan gunjingan warga karena menjual jamu kesuburan.

Padahal faktanya, Murni dan Luki belum memiliki anak. Demi menyelamatkan pamor dan keberlangsungan toko jamu warisan keluarga, mereka melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan reputasi keluarga.

Dari sinilah, berbagai konflik bermula. Terutama dalam menghadapi omongan tetangga yang julid soal rumah tangga Murni dan Luki.

Film garapan Tobali Film dan Skak Studios ini berlatar kota Solo dan menggunakan dialog Bahasa Jawa Mataraman, dan siap tayang serentak di bioskop Indonesia pada 15 Mei 2025.