Ada Tren Childfree, BKKBN Ungkap Riset: Lebih Banyak Menunda Punya Anak karena Alasan Ekonomi
Berdasarkan data BKKBN, fenomena childfree di Indonesia masih tergolong sangat kecil, yakni kurang dari 0,01 persen.
Penulis:
M Alivio Mubarak Junior
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena childfree atau keputusan untuk tidak memiliki anak kerap menjadi pembahasan.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN memberikan penjelasan.
Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menyebut tren childfree yang muncul bukan semata karena keinginan, melainkan lebih dipicu oleh alasan ekonomi.
Baca juga: Dukungan Penuh Titi DJ untuk Keputusan Stephanie Poetri Pilih Childfree: Yang Penting Mereka Happy
"Sebenarnya childfree yang kami temukan dari hasil riset itu lebih banyak berupa penundaan, bukan keputusan untuk tidak memiliki anak sama sekali," kata Boni di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).
"Mereka menunda karena ada kendala ekonomi," lanjutnya.
Berdasarkan data BKKBN, fenomena childfree di Indonesia masih tergolong sangat kecil, yakni kurang dari 0,01 persen.
Meski demikian, Boni menekankan pentingnya mengantisipasi agar tren ini tidak berdampak pada penurunan angka fertilitas nasional.
"Childfree memang ada, tapi skalanya masih sangat kecil. Namun kita tetap harus waspada. Kalau terus digaungkan, bisa saja berkembang lebih besar," ungkapnya.
Ia menjelaskan, saat ini angka pertumbuhan penduduk Indonesia berada di kisaran 1,1 persen, dengan total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran total sebesar 2,11 persen.
Angka tersebut dinilai sudah ideal, tetapi distribusinya masih belum merata.
"Jangan sampai ada daerah yang mengalami krisis fertilitas karena angka kelahiran terlalu rendah, sementara di wilayah lain masih menghadapi lonjakan populasi karena angka kelahiran tinggi," jelasnya.
Boni menegaskan pentingnya pengawasan terhadap fenomena childfree, meskipun skalanya masih kecil.
"Tetap harus kita pantau. Jangan sampai trennya membesar dan akhirnya menjadi ancaman bagi struktur demografi kita," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perempuan menjadi kelompok yang paling banyak memilih untuk childfree.
Namun demikian, tidak sedikit juga laki-laki yang memiliki pilihan serupa.
Dukung Program TAMASYA BKKBN, BAZNAS Beri Bantuan untuk 1.000 Anak di Wilayah 3T |
![]() |
---|
Fenomena 'Childfree' Sering Terjadi di Perkotaan dan Dipengaruhi Tren Media Sosial |
![]() |
---|
Turunkan Angka Stunting, Pemerintah Bentuk Dream Team |
![]() |
---|
Persiapan Sudah Dilakukan Peringatan Harganas di Tangerang Batal, Prabowo Tidak Hadir, Ada Apa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.