Menteri Wihaji Harapkan Orang Tua Salurkan Energi untuk Perhatikan Pola Asuh Anak
Ia berharap para orangtua bisa menyalurkan energi anak lewat stimulasi yang tepat karena IQ dipengaruhi oleh pola asuh bukan hanya Gen.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Wihaji mengingatkan, orang tua lebih memperhatikan pola asuh anak.
Seperti memberi batasan penggunaan gadget pada anak.
Ia menuturkan, sudah banyak bukti yang menjelaskan bahwa penggunaan gadget berlebihan bisa menimbulkan dampak negatif pada anak.
Wihaji sebelum ditunjuk menjadi menteri di kabinet Merah Putih adalah bupati Batang, Jawa Tengah 2017-2022.
Mengawali karir politik dengan masuk ke Partai Golkar, Wihaji pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
"Hati-hati menggunakan handphone, cenderung akan negatif. Perlu dibatasi,” ujar Wihaji dalam kegiatan Puncak Acara Pekan Merah Putih Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) di kantor BKKBN, Halim Perdanakusama, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025).
Ia berharap para orangtua bisa menyalurkan energi anak lewat stimulasi yang tepat karena IQ dipengaruhi oleh pola asuh bukan hanya Gen.
BKKBN pun menggandeng aplikasi parenting Tentang Anak untuk meningkatkan edukasi terkait pola pengasuhan yang tepat sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dampak Negatif Gadget
Dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, mengatakan, gadget menjadi tantangan pengasuhan anak saat ini.
Beberapa studi menunjukkan gadget bisa membuat tantrum, meningkatkan risiko gangguan perilaku, dan speech delay sehingga tidak dianjurkan diberikan kepada anak di bawah usia 1 tahun.
Ia membeberkan, pentingnya stimulasi pada anak usia dini
Ada banyak manfaat jika anak yang mendapatkan stimulasi yang terukur dan terarah.
1. Otak anak berkembang lebih baik
Kemampuan bahasa, motorik kecil, dan halus berkembang dengan optimal.
2. Lebih siap secara kognitif
Kemampuan literasi, numerasi, dan pemecahan masaiah berkembang lebih baik.
3. Perkembangan emosi optimal
Kemampuan berinteraksi sosial dan meregulasi emosi lebih baik.
"Jangan sampai terlewat golden period perkembangan otak terjadi usia 0-5 tahun. Anak jadi 30 persen lebih cerdas dengan stimulasi yang tepat," ungkap dr. Mesty.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.