Rabu, 20 Agustus 2025

Momen Menegangkan Wafda Saifan Harus Lari Hindari Ledakan Saat Syuting

Berperan sebagai Serka Dedi di film Believe, Wafda menjalani salah satu adegan paling berbahaya sepanjang kariernya sebagai aktor.

Instagram
ADEGAN EKSTREM - Wafda Saifan cerita soal adegan ekstrim yang dilakukannya dalam syuting film Believe ketika harus jalan di antara banyak efek peledak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor Wafda Saifan membagikan cerita menegangkan saat syuting film 'Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian'. 

Berperan sebagai Serka Dedi, Wafda menjalani salah satu adegan paling berbahaya sepanjang kariernya. Ia harus berlari di antara ledakan sungguhan.

Beberapa alat efek ledak itu ditanam di dalam tanah, Wafda harus berlari di antara efek ledakan itu. Tak hanya itu, hal yang sulit adalah mengingat rute lari dan letak alat peledaknya.

Baca juga: Wafda Saifan Cerita Sempat Ingin Jadi Karyawan Kantoran Saat Nganggur Dua Tahun Sepi Job

"Ah iya, itu saya harus berlari di antara ledakan di kiri dan kanan saya. Jadi saya tidak boleh salah," beber Wafda Saifan di kawasan Senayan Jakarta Pusat, belum lama ini.

"Bukan cuman karena pengambilannya cuma bisa satu kali, tapi saya juga tidak boleh lupa harus lari ke mana," ungkapnya.

Wafda menuturkan jika salah berlari, ia akan terkena efek dari ledakan itu dan bisa sangat berbahaya untuk dirinya sendiri.

"Kalau salah arah, bisa-bisa malah kena efek ledakannya,” ujar Wafda.

Adegan yang disebutkan Wafda adalah bagian dari total 22 titik ledakan yang ditampilkan dalam film, dengan 13 diantaranya merupakan ledakan besar. 

Selain itu, film ini juga menampilkan 8 adegan kontak senjata, lalu 2  set kampung yang dibangun dari nol lalu dibakar, dan sebuah truk militer Unimog yang benar-benar diledakkan demi mencapai visual yang otentik.

Disutradarai oleh Arwin Tri Wardhana dan Rahabi Mandra, Believe menghadirkan kisah perjuangan para prajurit dalam Operasi Seroja sebuah operasi militer nyata yang menjadi latar sejarah film. 

Skala produksi yang besar membuat sejumlah adegan hanya bisa dilakukan satu kali, karena melibatkan penghancuran set secara total.

“Beberapa adegan tidak bisa kita ulang karena set-nya harus kita ledakkan sampai hancur,” ungkap Arwin. 

“Jadi enggak mungkin kita bangun lagi untuk take ulang," terusnya.

Wafda pun mengaku adegan tanpa potongan yang dijalaninya menuntut konsentrasi dan fisik maksimal. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan