Kabar Artis
Sammy Simorangkir Curhat Tak Boleh Bawakan Lagu Kerispatih, Badai: yang Rugi Saya
Mantan keyboardist Kerispatih, Badai, menanggapi soal Sammy Simorangkir yang curhat tak boleh bawakan lagu band Kerispatih.
Penulis:
Ifan RiskyAnugera
Editor:
Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Polemik soal hak cipta masih menjadi sorotan para penyanyi hingga pencipta lagu.
Masalah hak cipta mencuat berawal dari kasus Agnez Mo dengan Ari Bias.
Agnez Mo dinyatakan melanggar hak cipta buntut bawakan lagu Bilang Saja ciptaan Ari Bias.
Atas putusan itu Agnez Mo diminta membayar denda sebanyak Rp1,5 miliar.
Setelah ramainya permasalahan itu, 29 musisi yang bergabung dalam Vibrasi Suara Indonesia (VISI) mengajukan uji materi Undang-Undang Hak Cipta ke Mahkamah Konstitusi (MK).
VISI adalah gerakan kolektif para musisi Indonesia yang bertujuan untuk memperjuangkan keadilan dalam industri musik, terutama terkait hak cipta dan royalti.
VISI ingin memastikan sistem royalti yang lebih transparan, adil, dan akuntabel, serta mendorong regulasi yang mendukung ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan.
Pada sidang uji materi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta kembali yang digelar di MK, Selasa (22/7/2025), mantan vokalis band Kerispatih, Sammy Simorangkir turut dihadirkan sebagai saksi.
Saat memberikan kesaksiannya, Sammy Simorangkir sekaligus bercerita soal dirinya yang dilarang membawakan lagu Kerispatih setelah keluar dari band.
Menanggapi pengakuan Sammy Simorangkir, mantan keyboardist Kerispatih, Badai, menyinggung perkataan mantan rekan kerjanya tersebut yang tak mau mempersoalkan pembayaran royalti.
"Selama ini Sammy kalau nyanyi di mana-mana, saya nggak pernah pusingin gitu."
"Dan kemarin di sidang MK pun kan beliau mengatakan bahwa tidak pernah dipersoalkan," ujar Badai, dikutip dari YouTube Cumicumi, Senin (28/7/2025).
Untuk itu Badai mempertanyakan soal kerugian yang dialami Sammy.
Baca juga: Armand Maulana dan BCL Akui Masih Bingung Soal Royalti dan Performing Rights
Padahal Badai sendiri tak pernah mempersoalkan pembayaran tersebut meskipun sudah mewanti-wanti soal royalti jika ingin membawakan lagu ciptaannya.
Manurutnya, bahwa dirinyalah yang kini dirugikan selaku pencipta lagu.
"Terus saya tanya sekarang, kerugiannya di mana?"
"Jadi kalau bicara masalah kerugian, kan yang rugi saya," ucapnya.
Badai juga menyayangkan kinerja Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang tak memiliki kejelasan soal royalti.
Termasuk Sammy yang tetap membawakan lagu ciptaan Badai tanpa membayarkan royalti.
"Lagu saya dibawain ke mana-mana, dari LMK-nya nggak jelas, dari yang bawain lagunya juga nggak jelas."
"Terus potensi kerugiannya ada di mana, pasti kan ada di saya dong sebagai pemilik lagu, tapi apakah yang bersangkutan saya pernah ganggu, nggak pernah," tuturnya.
LMK adalah lembaga yang dibentuk untuk mengelola hak ekonomi pencipta, pemegang hak cipta, dan pemilik hak terkait, terutama dalam bidang musik, film, atau karya seni lainnya.
LMK menghimpun dan mendistribusikan royalti kepada pencipta atau pemilik hak berdasarkan penggunaan karya mereka.
Royalti merupakan imbalan atau pembayaran yang diberikan kepada pencipta atau pemilik hak cipta atas pemanfaatan karya ciptaannya oleh pihak lain.
Royalti bisa berupa persentase dari pendapatan atau jumlah tertentu yang dibayarkan setiap kali karya digunakan.
Harapan Sammy Simorangkir di Dalam Kisruh Hak Cipta
Saat ditemui usai sidang, Sammy menanggapi permasalahan hak cipta yang tengah ramai menjadi perbincangan.
Meski ada konflik ini, Sammy menilai bahwa hubungan penyanyi dengan pencipta lagu tak boleh terputus.
"Pencipta dan penyanyi itu nggak boleh putus hubungan," ucap Sammy, dikutip dari YouTube Intens Investigasi.
"Udah hukum alamnya itu tidak bisa dipisahkan, sama seperti ikan dan air itu sama sekali nggak bisa dipisahkan," sambungnya.
Hak cipta lagu merupakan hak eksklusif yang bisa musisi peroleh dari penciptaan sebuah karya seni yang berupa musik dan lagu.
Di persidangan Sammy pun sempat menceritakan kondisinya yang rumit ketika Badai keluar dari Kerispatih.
Mantan keyboardis-nya itu melayangkan somasi kepada dirinya dan band Kerispatih, untuk melarang lagu-lagu ciptaannya.
Padahal Sammy sendiri juga memiliki hak atas lagu tersebut.
Dari kejadian itu, Sammy berharap pihak-pihak yang tengah berkonflik bisa segera damai.
"Jadi saya bukan hanya curhat secara pribadi tapi semoga pihak-pihak yang berkonflik yuk buka hati lebih dewasa."
"Konflik tuh tidak akan menyelesaikan segala sesuatunya, ujungnya tuh tidak akan baik."
"Tapi kalau kita dewasa duduk bareng, berapa nominalnya pasti ketemu," ucapnya.

Sammy menyayangkan adanya masalah ini yang berujung ke laporan pidana.
"Nggak usah pidanain ini, pidanain itu, ribut ini. Duduk bareng aja pasti terjadi kerjasama yang indah," ujarnya.
Beberapa penyanyi kini tengah menghadapi proses hukum terkait hak cipta.
Penyanyi Lesti Kejora dan Vidi Aldiano dilaporkan ke polisi atas dugaan pelanggaran hak cipta.
Profil Sammy Simorangkir
Sammy Simorangkir lahir dengan nama Hendra Samuel Simorangkir di Bandung, Jawa Barat, 8 September 1982.
Sammy Simorangkir tengah bersolo karier dalam dunia musik.
Sejak bersolo karier pada 2012 silam, Sammy Simorangkir telah merilis empat single dan satu album.
Sebelum menjadi vokalis Kerispatih, Sammy Simorangkir adalah finalis ajang pencarian bakat “Indonesian Idol” musim pertama.
Pada 2004, Sammy Simorangkir resmi menjadi anggota grup band Kerispatih dan merilis album kompilasi “Gulalikustik”.
Album Kerispatih yang dirilis kemudian adalah Kejujuran Hati (2005), Kenyataan Perasaan (2007), Tak Lekang Oleh Waktu (2008) dan Semua Tentang Cinta (2009).
Namun Sammy Simorangkir mendapatkan beberapa permasalahan, ketika berada di puncak ketenaran sebagai penyanyi.
Akhir 2009, Sammy Simorangkir dikabarkan melakukan pencurian mobil Honda Civic milik seorang wanita bernama Giska.
Peristiwa tersebut membuat Sammy Simorangkir harus menjalani pemeriksaan di Polsek Mampang.
Sebelum masalah tersebut selesai, Sammy Simorangkir kembali tertangkap karena terjerat kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu pada 2010.
Masalah tersebut membuat kontrak Sammy Simorangkir dengan grup band Kerispatih berakhir.
Setelah masalah yang menimpa selesai, Sammy Simorangkir memutuskan untuk berkarier menjadi penyanyi solo
Sosok Badai
Badai lahir pada 14 Januari 1978.
Ia dikenal sebagai seorang musisi yang dikenal sebagai mantan pemain keyboard dari grup band Kerispatih.
Sekarang, Badai disibukkan dengan project band-nya, Badai Romantic Project.
Badai mengawali karirnya sebagai pencipta lagu sejak 1999.
Badai mulai dikenal publik sejak kiprahnya bersama grup band Kerispatih, band yang telah membesarkan namanya.
Ia pun menjadi pentolan dan motor penggerak band tersebut dan juga Sammy Simorangkir.
Baca juga: Curhat Pilu Sammy Simorangkir di MK, Dunia Musik Sedang Tak Baik-baik Saja, Pencipta Lagu Putus Asa
Pada awal 2010, ia pun berniat untuk melakukan karier solo dan ia pun juga telah membantu musisi-musisi lainnya di Indonesia.
Pada Juni 2010, ia membentuk project band miliknya yang bernama Brand New Storm yang beranggotakan rekan bandnya sendiri, Arief (gitar), Enwil (vokal), Deva (drum), Eltrino (bass), dan ia sendiri memegang posisi keyboard serta piano.
Band tersebut berkonsentrasi pada rock vintage.
Pada 24 Mei 2016, Badai memutuskan mengundurkan diri dari Kerispatih karena ingin bersolo karier.
Kini dia disibukkan dengan Band barunya, Badai Romantic Project dan perusahaan rekaman barunya, Seventy Eight Records.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Biodata Sammy Simorangkir, Penyanyi Asal Bandung Juga Mantan Vokalis Grup Band Kerispatih
(Tribunnews.com/Ifan) (Tribunlampung.co.id/Tama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.