Selasa, 23 September 2025

CGV Tegaskan Pihaknya Tidak Menayangkan Video Program Prabowo di Bioskop

Jaringan bioskop CGV menegaskan pihaknya tidak menayangkan video pendek berisi program-program terobosan Presiden Prabowo.

ISTIMEWA (Twitter/X)
ADA PRABOWO DI BIOSKOP - Tangkapan layar film Prabowo dan Gibran di bioskop jadi bahan pembicaraan di linimasa media sosial. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan bioskop CGV menegaskan pihaknya tidak menayangkan video pendek berisi program-program terobosan Presiden Prabowo Subianto di bioskop.

Video tersebut dikabarkan diputar sebelum film dimulai layaknya iklan, seperti yang beredar di media sosial baru-baru ini.

Baca juga: Netizen Heboh Video Prabowo dan Gibran Diputar Sebelum Film Mulai di Bioskop

"Di CGV tidak ada iklan tersebut ya," kata Serdini, Humas CGV kepada Tribunnews, Minggu (14/9/2025).

Bioskop CGV (dulu dikenal sebagai Blitzmegaplex) adalah jaringan bioskop modern yang menawarkan pengalaman menonton film dengan teknologi dan kenyamanan kelas dunia. 

CGV berasal dari Korea Selatan dan merupakan bagian dari CJ Group, salah satu konglomerat terbesar di Asia. 

Di Indonesia, CGV telah berkembang pesat dan hadir di berbagai kota besar.

 

 

Sementara itu, Tribunnews berusaha mengonfirmasi pihak XXI namun belum mendapat tanggapan.

Dalam tayangan yang beredar, ditampilkan berbagai cuplikan kegiatan dan potongan pernyataan Prabowo.

Video tersebut memuat beberapa aktivitas dari program-program pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa Merah Putih, serta tagline Indonesia Emas 2045.

Di sisi lain, banyak penonton merasa kecewa karena tempat yang seharusnya diniatkan untuk mencari hiburan justru disuguhkan tontonan politik.

Seorang pecinta film layar lebar, Wisnu Fauzan, menilai masuknya suasana politik ke bioskop kurang baik, khususnya bagi industri film.

"Sebagai penonton film layar lebar agak risih sih. Meskipun cuma seperti iklan, tapi jadi ganggu suasana kenetralan di industri perfilman," kata Wisnu kepada Tribunnews, Minggu (14/9/2025).

Menurutnya, niatan awal penonton untuk mencari hiburan justru terganggu karena disuguhi konten politik. 

Pria yang juga aktif mengomentari film Indonesia di media sosial ini menilai banyak penonton tidak menyukai iklan tersebut karena faktor kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah.

"Soalnya kita datang ke sana kan mau refreshing, mencari hiburan lewat film. Suasana yang dibangun sebelum film mulai seharusnya bisa bikin mood bagus buat nonton," katanya.

"Kalau tiba-tiba diputarkan video Presiden Prabowo apalagi bahas politik, itu jadi ngerusak mood dan pengalaman nontonnya jadi nggak maksimal," pungkasnya.

Penjelasan Istana

Pihak Istana melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memberikan penjelasan resmi.

Ia menyebut bahwa penggunaan media publik seperti bioskop untuk menyampaikan pesan pemerintah adalah hal yang wajar, selama tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat.

"Tentunya sepanjang tidak melanggar aturan, tidak mengganggu kenyamanan keindahan, maka penggunaan media publik untuk menyampaikan sebuah pesan tentu sebuah hal yang lumrah," ujar Prasetyo kepada wartawan, Minggu (14/9/2025).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan