Nanda Persada Ungkap Kemungkinan Nikita Mirzani Punya Banyak Fans meski Jadi Artis Kontroversial

Ringkasan Berita:

• Nikita Mirzani kerap menjadi sorotan publik buntut menjadi artis kontroversial.
• Nanda Persada ungkap kemungkinan Nikita Mirzani tetap miliki banyak fans meski banyak permasalahan yang dihadapi.
• Nikita Mirzani dinilai punya strategi branding yang buat sang artis tetap punya banyak fans.

TRIBUNNEWS.COM - Nama artis Nikita Mirzani selalu menjadi sorotan selama berkecimpung di dunia entertaint.

Nikita Mirzani selama ini dikenal sebagai sosok artis yang kontroversial.

Artis kelahiran Jakarta, 17 Maret 1986 itu, dikenal dengan gaya bicara blak-blakan dan keberaniannya dalam menyuarakan pendapat, 

Nikita sering menjadi pusat perhatian publik dan media.

Meskipun sering disebut sebagai 'artis kontroversial', Nikita Mirzani tidak bisa dilepaskan dari dunia hiburan Indonesia. 

Keberaniannya berbicara terbuka tentang isu sosial hingga dunia hiburan membuatnya menjadi figur yang selalu menarik perhatian.

Namun di tengah semua permasalahan yang dihadapi, Nikita Mirzani tetap memiliki banyak fans.

Belakangan ini Nikita Mirzani tengah berhadapan dengan proses hukum, buntut dilaporkan oleh pengusaha skincare Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Meski menjadi terdakwa, Nikita Mirzai tetap mendapatkan banyak dukungan dari para fans dan masyarakat.

Pendiri sekaligus Ketua Umum Imarindo (Ikatan Manajer Artis Indonesia), Nanda Persada, ungkap kemungkinan Nikita Mirzani tetap memiliki banyak fans meski kini jadi artis kontroversial.

"Kenapa orang kaya Nikita Mirzani banyak yang belain dia kan terkenal suka bikin gaduh, bikin masalah, kena kasus, bikin kasus yang dan lain-lain," ujar Nanda, dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Senin (13/10/2025).

Baca juga: 4 Publik Figur yang Bereaksi atas Tuntutan 11 Tahun Penjara untuk Nikita Mirzani

Nanda Persada menilai ada suatu strategi branding yang disengaja oleh sang artis hingga akhirnya tetap banyak mendapat dukungan dari orang lain.

Ia menjelaskan, strategi branding tersebut akan secara otomatis merubah suatu hal yang konotasinya negatif menjadi positif.

"Branding itu ketika populer dia bisa men-switch yang tadi image-nya konotasinya negatif bisa menjadi positif," jelas pria 43 tahun itu.