Sabtu, 22 November 2025

Raditya Dika Diprotes karena Patok Tiket Harga Tur Stand Up Murah

Raditya Dika mengungkap alasan mengapa harga harga tur stand-up comedy tidak berubah meskipun telah digelar berkali-kali.

Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana
KERESAHAN RADIT - Raditya Dika cerita soal awal mula dirinya memulai karir komedi karena keresahan soal asmara. Raditya Dika dalam acara Generasi Campus Roadshow 2025, Bogor Jawa Barar, Rabu (22/10/2025) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah

Ringkasan Berita:
  • Raditya Dika sering kena protes karena harga tiket tur stand-up comedy yang dianggap terlalu murah.
  • Padahal permintaan tinggi dan beberapa pihak, termasuk sesama komika, mendorongnya untuk menaikkan harga.

 

TRIBUNNEWS.COM - Komika sekaligus penulis Raditya Dika mengungkap alasan mengapa harga harga tur stand-up comedy tidak berubah meskipun telah digelar berkali-kali.

Padahal permintaan tinggi dan beberapa pihak, termasuk sesama komika, mendorongnya untuk menaikkan harga.

Baca juga: Raditya Dika Lebih Betah Pentas Stand Up di Venue Mini, Mengapa Tidak Panggung Megah?

Raditya Dika mengakui dirinya sering kena protes karena harga tiket yang dianggap terlalu murah. Bahkan Panji Pragiwaksono sempat menegur langsung padanya.

“Makanya nih gua dimarahin mulu sama teman-teman gua, terutama Panji Pragiwaksono. Dia bilang, ‘Lu tahu enggak sih banyak yang protes gara-gara harga lu kemurahan, enggak naik-naik.’” kata Radit ketika ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2025) 

Namun Radit mengungkap bahwa keputusan mempertahankan harga terjangkau lahir dari pengalaman pribadinya melihat penggemar yang harus menabung hanya untuk bisa menonton karyanya.

Baca juga: Bukan karena Merasa Keren, Raditya Dika Ungkap Alasan Selalu Pakai Hoodie

“Dulu itu gua bikin film. Ada penonton nge-DM, nabung lama buat nonton bioskop yang tiketnya cuma Rp50.000. Gua suka enggak tega kalau bikin yang terlalu mahal," ucap Radit.

Selama dua tahun, ia bersikeras mempertahankan harga tiket di angka Rp250.000 meski timnya mendesak untuk menaikkannya.

Setelah perdebatan panjang, harga akhirnya naik sedikit menjadi Rp275.000, hingga kini di luar kota berada di Rp295.000.

“Gua sering berantem sama tim gue sendiri. ‘Bang, dinaikin dong.’ Tapi gua enggak mau. Gua pebisnis yang buruk, kali ya. Teori bisnis kan cari untung sebesar-besarnya. Gua enggak ngerti bisnis. Gua cuma pengen semuanya sama, enggak ada VIP, enggak ada kategori," beber Radit.

Radit juga menegaskan ia sengaja membuat hanya satu kategori tempat duduk tanpa pembagian harga berbeda.

“Satu kategori semua. Lu beli tiket duduk mana aja. Gua pengen lihat yang duduk depan itu memang yang suka gua, bukan yang bayar paling mahal. Karena antusiasmenya beda," imbuhnya.

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved