Bulu Tangkis
Greysia Polii Cerita Fakta Skandal Match Fixing Olimpiade 2012, Cabor Badminton Nyaris Dihapus
Greysia Polii menceritakan kenangan buruk di Olimpiade 2012 London yang mana terdapat skandal match fixing dari China.
Penulis:
Niken Thalia
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Namun pada akhirnya, Jung/Kim yang keluar sebagai pemenang dengan skor 21-14 dan 21-11 sekaligus keluar sebagai juara grup.
Sedangkan Wang/Yu dari China misinya untuk keluar sebagai runner-up grup A berhasil setelah 'sengaja' mengalah dari Korea.
Setelah itu, insiden terjadi pada pertandingan Greysia Polii/Meilina Jauhari saat melawan utusan Korea, Ha Jung-eun/Kim Ming-un.
Karena dianggap tidak serius, keduanya diganjar kartu hitam oleh wasit yang artinya didiskualifikasi dari Olimpiade.
Pertandingan yang dipimpin oleh wasit bernama Torsten Berg menilai keduanya bermain tak serius.
Akan tetapi setelah melakukan negosiasi, akhirnya wasit mengabulkan untuk melanjutkan pertandingan antara pasangan Indonesia dan Korea.
Sedikit mendapat ancaman dari wasit, kedua kubu akhirnya bermain lebih serius dan Ha/Kim keluar sebagai pemenang dengan skor 18-21, 21-12, dan 21-14 atas Greysia Polii.

"Korea pun berpikiran yang sama mereka menghindari Wang Xiao Li/Yu Yang pada saat itu karena ada dramanya itu. Saya jujur sudah tahu kalau Wang/Yu kalah. Kalau saya mengalahkan Kim Ha-na, saya akan bertemu Wang/Yu," ungkap Greysia.
"Jujur saya galau kenapa permainan mereka seperti itu. Mereka mempertontonkan hal yang tidak baik. Jadi integritas sebagai atlet goyang. Setelah tanya CdM dan Ketum (PBSI) bagaimana mereka panas dan jadi spotlight kami harus bermain seperti itu."
Berbagai drama menerpa cabor badminton di Olimpiade London 2012, Greysia langsung mendapat tekanan dari sana-sini.
Termasuk reporter dari pihak BWF sudah memberikan peringatan secara tegas agar Greysia Polii bermain dengan serius.
"Setelah itu, saya mendapat sms dari reporter BWF. Dia bilang, ini sudah menjadi sorotan. Jangan main-main. Dari situ saya bilang, saya harus serius. Apa pun yang terjadi saya dan Meiliana harus bermain yang terbaik. Pemikiran itu, saya sudah tegang, nervous, ditekan di kiri-kanan."
"Saya masuk lapangan dengan pemikiran saya dan koh paulus, cdm, dan ketum mereka menonton dari atas mengatakan bahwa saya dan Meiliana akan bermain yang terbaik. Terserah hasilnya mau apa saja karena sudah diwanti-wanti reporter BWF," terang Greysua menceritakan.
"Tetapi, pada kenyataannya Korea yang memegang servis lebih dulu, Saat servis, mereka miring ke sebelah sana. Jadi dari situ ketahuan mereka tidak mau bermain dengan baik. China dan Korea negara yang otoriter. apa pun kata atasan harus menurut."

Baca juga: Ganda Putri Indonesia Babak Belur di Japan Open 2023, Greysia Polii Pasang Badan
Imbas dari rentetan drama yang dialami oleh Greysia Polii nyata dirasakan oleh sang atlet.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.