Bulu Tangkis
China Akhirnya Rasakan Juara Beregu Pakai Sistem Relay Poin, Anak Didik Chen Long Jadi Sorotan
Tim bulu tangkis junior China akhirnya merasakan manisnya juara beregu campuran Asia dengan format relay poin setelah menundukkan Thailand 110-90,
Didikan Chen Long terbukti mulai menunjukkan hasil, terutama di sektor tunggal putra yang sebelumnya dipandang kalah bersaing dari negara-negara seperti India dan Indonesia.
Nama Liu Yangmingyu disebut-sebut sebagai potensi penerus Lin Dan dan Chen Long sendiri.
Ia merupakan pemain dengan gaya bermain kidal dan memiliki tinggi badan 1,83 meter, dan mental bertanding yang kuat.
Baca juga: Target Juara di BAJC 2025 Ambyar, Ganda Putri dan Campuran Jadi Perhatian Paling Serius
Dominasi China dan Prestasi Minor Indonesia
Kemenangan ini juga menjadi jawaban atas kegagalan tahun lalu, saat China kalah menyakitkan dari Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior, juga dengan format relay 11x10.
Kala itu mereka unggul dari sisi pemain dan bahkan tampil sebagai tuan rumah, namun tetap gagal meraih emas.
Format "relay point" untuk nomor beregu campuran pada bulu tangkis, pertama kali digunakan pada tahun dalam Piala Suhandinata 2024 dan di BAJC 2025 ini jadi yang kedua.
Format ini menggantikan sistem skor 21x3 yang biasa digunakan, dengan menerapkan sistem poin baru yang mengharuskan mencapai total 110 poin untuk menentukan pemenang di nomor beregu.
Kini, format estafet bukan lagi batu sandungan. Sebaliknya, jadi momen pembuktian bahwa regenerasi bulu tangkis China masih hidup—dan Liu Yang Ming Yu menjadi bukti nyatanya.
Sejak BAJC mempertandingkan nomor beregu campuran pada 2006, China adalah tim yang sering keluar sebagai juara.
Tercatat, kini China telah mengoleksi 10 trofi BAJC, yakni edisi 2008, 2010, 2011, 2013, 2014, 2015, 2016, 2018, 2024, dan 2025.

Disisi lain, hasil nomor beregu campuran ini mengundang satu sorotan terhadap performa bulu tangkis Indonesia.
Tim Merah Putih yang bermain sebagai tuan rumah tiga edisi beruntun tidak mendapat medali lantaran hanya mampu finis di perempat final.
Prestasi Indonesia di ajang BAJC menurun. Setelah 2024 sebelumnya mampu melaju sampai semifinal, tahun ini justru sudah terhenti di perempat final.
Kekalahan ini membuat target yang diusung PBSI, yakni menjadi juara di ketegori beregu, tak terpenuhi.
PBSI sebelumnya cukup yakin untuk mengusung meraih medali emas mengingat pengalaman di kejuaraan dunia junior pada November 2024 lalu, berhasil menjadi juara.
Kala itu dengan pertandingan juga menggunakan sistem relay point dengan total 110 poin, Indonesia di laga final mengalahkan China dengan skor akhir 110-103.
Namun, di BAJC 2025 target tersebut jauh meleset, bahkan gagal mencapai empat besar.
(Tribunnews.com/Tio/Isna)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.