Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
Lakshya Sen, Kuda Hitam yang Siap Mengguncang Shi Yuqi: Misi Penebusan usai Luka Olimpiade
Pertarungan Lakshya Sen vs Shi Yuqi di babak pertama Kejuaraan Dunia BWF 2025 bisa menjadi duel paling menarik di awal turnamen, Senin (25/8/2025).
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pertarungan Lakshya Sen vs Shi Yuqi di babak pertama Kejuaraan Dunia BWF 2025 bisa menjadi duel paling menarik di awal turnamen, Senin (25/8/2025).
Di atas kertas, Shi Yuqi jelas favorit. Pebulu tangkis asal Tiongkok itu sedang berada dalam performa terbaik dengan tiga gelar Super 1000 di tahun ini.
Namun, di hadapannya berdiri Lakshya Sen—pemain India yang meski kini terlempar dari jajaran elit, menyimpan potensi besar untuk jadi kuda hitam.
Setahun lalu di Adidas Arena—venue yang kini kembali ia datangi—Sen mengalami salah satu momen paling pahit dalam kariernya.
Ia gagal meraih medali Olimpiade Paris 2024 setelah kalah di semifinal dari Viktor Axelsen.
Kekalahan dari Axelsen menjadi awal prestasinya menurun karena Lakshya lalu takluk lagi di perebutan perunggu melawan Lee Zii Jia.
Ironisnya, di kedua laga itu Sen sempat bermain brilian sebelum kehilangan momentum yang berujung kekalahan.
Kegagalan itu menimbulkan badai kritik di tanah kelahirannya, India. Prestasinya mulai menurun hingga kini menempati ranking 21 dunia.
Sejak Olimpiade, grafik performa Sen memang menurun. Hasil di level atas BWF World Tour tersendat, bahkan sembilan kali ia tersingkir lebih awal.
Baca juga: Jadwal Badminton Kejuaraan Dunia BWF 2025 Hari Ini: Gregoria Tanding Sendirian
Gelar yang ia raih datang dari turnamen Super 300 seperti Syed Modi International pada akhir 2024.
Sedangkan tahun ini capaian terjauh hanya di babak semifinal Macau Open bulan lalu. Itu pun hanya kelas Super 300 BWF.
Bagi pemain yang dulu sempat konsisten di top 10 dunia, capaian ini jelas di bawah ekspektasi.
Sen mengakui butuh waktu lama untuk kembali berdamai dengan ingatan tersebut. Namun, dari luka itu ia menemukan cara baru untuk bangkit.
"Awalnya sulit untuk mengingatnya. Tapi sekarang saya mencoba mengambil sisi positif dari pengalaman itu, menjadikannya bahan untuk berkembang, lebih kuat secara mental," ujar Sen, dikutip dari laman BWF.
Sen menolak terbebani bayang-bayang kegagalan. Ia memilih fokus pada kerja keras sehari-hari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.