Legenda Sepakbola Indonesia
Aang Witarsa Legenda Sepak Bola Persib dan Indonesia Bukan Komunis
Aang Witarsa, legenda Persib Bandung sekaligus tim nasional sepak bola Indonesia, bukanlah seorang anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ia mendapat julukan "The Flying Horse" atau "Si Kuda Terbang". Julukan ini diberikan karena ia memiliki kemampuan berlari yang sangat tinggi disertai dengan kemampuan mengolah bola yang sambil berlari, sehingga menyulitkan lawan untuk merebut bola darinya.
Julukan ini bukan datang dari dalam negeri, melainkan dari media massa Singapura yang memberikan pujian terhadapnya setelah Indonesia bertanding melawan klub asal Singapura.
Tak heran bila ia menjadi kebanggaan masyarakat Bandung saat itu hingga gambarnya tertera pada pensil, penghapus, penggaris para bobotoh saat itu.
Berkat permainan hebatnya bersama Persib pada usia 18 tahun, ia ditarik ke timnas. Bersama Anas, ia menjadi pemain Persib pertama yang memperkuat PSSI generasi pertama untuk kejuaraan Asian Games 1950. Ia juga turut membawa timnas melaju ke babak perempat final Olimpiade 1956 di Meulborne sebelum akhirnya kalah dari Uni Soviet.
Pada tahun 1960, ia memutuskan untuk pensiun sebagai pemain.
Setelah "gantung sepatu", berbekal dari ilmu kepelatihan yang diikutinya di Leipzig, Jerman Timur, ia didaulat sebagai pelatih Persib pada tahun 1962.
Aang juga dikenal sebagai orang pertama yang merintis sekolah sepak bola di Indonesia.
Bahkan, ia ditunjuk sebagai koordinator sekolah sepak bola di Indonesia oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kini Kemendikbud).
Selain sebagai pemain dan pelatih, Aang Witarsa juga dikenal sebagai kolumnis ulung sepak bola.
Sebagai kolumnis, artikel-artikel besutan Aang diterbikan di koran legendaris yang berbasis di Kota Bandung, Fikiran Rakyat.