Liga 1
Arema FC Hadapi Gelombang Masalah: Dari Gaji Pemain Hingga Bayar Sanksi Karena Aksi Aremania
pemilik Arema FC, Iwan Budianto dan Agoes Soerjanto, harus mengeluarkan uang sebesar Rp 2,3 miliar dari saku pribadinya
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Arema FC menghadapi gelombang masalah di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Selain minimnya pemasukan lantaran tak ada kompetisi, klub kebanggaan Aremania dan Aremanita itu diganjar sanksi denda dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Singo Edan harus merogoh kocek lebih dalam lagi selama penundaan kompetisi akibat virus corona.
Ongis Nade tengah kesulitan membayar gaji pemain dan offisial karena tidak adanya pemasukan selama penundaan Liga 1 2020.
Hal itu bahkan membuat pemilik Arema FC, Iwan Budianto dan Agoes Soerjanto, harus mengeluarkan uang sebesar Rp 2,3 miliar dari saku pribadinya untuk melunasi kewajiban tim.
Permasalahan tersebut belum juga usai, kini Arema FC dihadapkan pada sanksi denda oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Dilansir Bolasport.com dari laman resmi PSSI, Arema FC bersama dengan Persipura Jayapura, Persela Lamongan, dan Persib Bandung harus membayar denda akibat pelanggaran yang dibuat selama tiga pekan pertama musim 2020.
Ada dua sanksi denda yang harus dibayarkan oleh manajemen Singo Edan kepada Komdis PSSI.
Pertama, Arema FC harus membayar hukuman denda sebesar Rp 50 juta atas pelanggaran lima kartu kuning dalam satu pertandingan.
Pelanggaran itu dibuat Jonathan Bauman dkk ketika menjamu Persib Bandung pada pekan kedua Liga 1 2020, Minggu (8/3/2020).
Pada pertandingan yang sama, suporter Arema FC, Aremania, juga melakukan pelanggaran dengan melakukan pelemparan botol ke area lapangan.
Aremania juga merangsek masuk ke dalam lapangan.
Hal itu menyebabkan Arema FC juga didenda sebesar Rp 50 juta.
Komdis PSSI juga menilai bahwa Arema FC melakukan dua pelanggaran lain pada pekan pertama melawan Tira Persikabo.
Dua pelanggaran ini dilakukan oleh sang pelatih, Mario Gomez, dan asistennya, Charis Yulianto, yang melakukan protes berlebihan terhadap wasit dan wasit cadangan.