Liga Inggris
Hal-hal Menarik Man United yang Dibongkar Gary Neville, Perginya Ronaldo hingga Kebijakan Sir Alex
Akhir-akhir ini dalam sebuah wawancara khusus, Gary Neville membocorkan beberapa hal menarik yang pernah terjadi semasa karirnya di Manchester United.
Penulis:
Dwi Setiawan
Editor:
Whiesa Daniswara
"Ketika Wayne Rooney melakukan hal itu, saya pikir itu akan menjadi akhir baginya, karena manajer bisa saja mengaturnya keluar dari klub dalam waktu beberapa bulan selanjutnya," beber mantan fullback tim Setan Merah tersebut.
Hanya saja kekhawatiran Neville akan hengkangnya Wayne Rooney tersebut akhirnya sirna.
"Dan kemudian jelas ada kontrak baru yang diumumkan dan kami semua merasa senang," sambung Neville.
Rooney sendiri akhirnya menyelesaikan karir bersama Manchester United sebagai pencetak gol terbanyak Manchester United sepanjang masa.
Selama berseragam Setan Merah, Rooney berhasil mencetak 253 gol dari 559 pertandingan.
Sebelum akhirnya ia melanjutkan karir bersama Everton lalu menyeberang ke DC United.
Saat ini dirinya tengah menikmati bermain sepak bola bersama Derby County.
3. Bocorkan Strategi Transfer Sir Alex Ferguson
Gary Neville menyebut Sir Alex Ferguson yang dulunya menjabat sebagai pelatih Manchester United, memiliki cara unik dalam menentukan kebijakan transfernya.
Pria berdarah Inggris tersebut menyebut ada tiga kebijakan transfer yang diterapkan semasa era Sir Alex Ferguson.
Kebijakan pertama yang diterapkan oleh Sir Alex Ferguson adalah mempromosikan para pemain mudanya semaksimal mungkin.
"Ada tiga kategori dalam kebijakan ini di mana ia ingin mempromosikan para pemain mudanya sedapat mungkin, itu nomor satu sebelum dia melihat pasar transfer," ungkap Garry Neville kepada Sky Sports.
Kebijakan pertama tersebut dapat dilihat dari bagaimana cara Sir Alex Ferguson mengorbitkan para pemain muda akademi tim Setan Merah.
Salah satu deretan pemain muda yang berhasil diorbitkan oleh Sir Alex Ferguson adalah generasi emas 1992 alias lebih dikenal dengan 'Class 1992'.

'Class of 92' merupakan sebutan untuk enam pemain lulusan akademi Manchester United yang berhasil diorbitkan Sir Alex Ferguson.
Keenam pemain yang dimaksud tersebut yakni Paul Scholes, Nicky Butt, Ryan Giggs, Gary dan Phil Neville, serta David Beckham yang memulai karier seniornya sejak 1992.
Gary Neville lalu melanjutkan kebijakan kedua yang diterapkan oleh Sir Alex Ferguson adalah melihat talenta terbaik di kompetisi Liga Inggris.
Beberapa nama pemain yang masuk kategori ini misalnya Wayne Rooney, Rio Ferdinand, hingga terakhir Robin van Persie.
"Nomor kedua adalah ia melihat yang terbaik di Liga Inggris, orang-orang yang bisa dia percayai dan memiliki pertumbuhan serta bisa bermain dengan klub dalam waktu yang lama," ungkap Neville.
"Seperti Gary Pallister, Steve Bruce, Wayne Rooney, Rio Ferdinand, dan Robin van Persie," lanjutnya.
Sedangkan kebijakan ketiga Sir Alex Ferguson dalam bergerak di bursa transfer, adalah ia melihat bakat-bakat internasional uang bisa berpotensi menjadi pemain hebat.
Hal itu disampaikan oleh Neville di mana Sir Alex Ferguson bisa mendapatkan pemain berbakat kelas dunia incarannya semasa masa kepelatihannya.
Nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Ole Solksjaer, hingga Peter Schmeichel menjadi deretan pemain yang masuk kategori ketiga ini.
"Dan kemudian dia selalu menginginkan bakat internasional yang muncul yang bisa direkrut oleh Manchester United," beber Neville.

"Selain itu, pemain itu dapat bekerjasama lalu berkembang menjadi pemain hebat," ungkapnya.
"Nemanja Vidic, Peter Schmeichel, Patrice Evra, Cristiano Ronaldo, hingga Ole Gunnar Solskjaer menjadi contohnya," pungkas Neville.
Strategi yang dilakukan Sir Alex Ferguson dalam pasar transfer tersebut dapat dikatakan cukup efektif karena para pemain yang ia rekrut banyak yang berhasil tampil luar biasa di bawah asuhannya.
Hanya saja semenjak Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada tahun 2013.
Kebijakan transfer yang dilakukan Manchester United justru berubah haluan.
Di mana, Manchester United lebih suka menggelontorkan uang banyak demi mendapatkan pemain bintang yang belum tentu sesuai kebutuhan tim.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Haikal)