CEO RB Leipzig Enggan Lepas Timo Werner dengan Harga Murah

TRIBUNNEWS.COM - Oliver Mintzlaff selaku CEO RB Leipzig melayangkan pernyataan tegas bahwa tidak akan menjual Timo Werner dengan banderol murah.

Werner saat ini memang menjadi pemain muda yang banyak dibicarakan publik mengingat performa impresifnya musim ini.

Performa ciamik yang ia tampilkan pada musim ini mampu membuat terpana tim elit Benua Biru.

Torehan 30 gol dalam 39 pertandingan menjadi bukti konkret betapa luar biasanya performa Werner.

Baca: RB Leipzig vs SC Freiburg: Selebrasi Gol Tidak Ada Pelukan Cukup tos Sikut

Baca: Mainz vs Leipzig 0-5, Nagelsmann: Timo Werner Seharusnya Bisa Cetak Gol Lebih dari Hattrick

Liverpool menjadi salah satu tim yang dikabarkan paling berminat mendatangkan pemain Timnas Jerman tersebut.

Menurut laporan, Werner memiliki rilis klausul pelepasan sebesar 55 juta euro alias Rp. 896 milliar.

Liverpool selaku peminat Werner dikabarkan enggan memenuhi permintaan RB Leipzig terkait harga Werner.

Tentu kondisi tersebut membuat pihak RB Leipzig cukup berang dengan pendekatan yang dilakukan Liverpool.

Apalagi, Werner secara klausul kontrak masih terikat hingga 2023 di RB Leipzig.

CEO RB Leipzig, Oliver Mintzlaff menegaskan pihaknya tidak akan menjual pemain andalannya tersebut dengan harga murah begitu saja.

"Masalah itu tidak akan berubah menjadi lebih murah, kami tidak akan menjual pemain di bawah harga standard jika ia masih terikat kontrak selama lebih dari setahun," ungkap Mintzlaff kepada Sport Bild, dikutip Sportskeeda.

"Secara umum, kami selalu harus mengajukan pertanyaan berikut, dapatkan kami mengganti pemain itu jika kami menjualnya kurang dari harga pasar," tanyanya.

"Tapi aku hanya memikirkan hal itu ketika aku punya fakta di atas meja," tambah sang CEO RB Leipzig tersebut.

Dilihat dari sudut pandang keterbutuhan tim, sebenarnya Liverpool memiliki kedalaman skuat yang sudah baik di sektor lini serangnya.

Kedatangan Werner tentu akan semakin membuat persaingan untuk memperebutkan skuat utama cukup sengit.