Liga 1
Beda Pendapat dengan Arema, Asisten Pelatih Singo Edan: Tanpa Degradasi, Tim Gurem Ogah Ngoyo
Asisten Pelatih Arema FC asal Blitar itu menilai kompetisi tanpa degradasi mengurangi semangat tim untuk bertanding.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Ruddy mengaku klub akan tidak setuju apabila kompetisi ini diganti dengan turnamen yang sempat diusulkan beberapa pihak.
"Kami menolak kalau diganti turnamen karena tidak ada gregetnya. Ini tetap ada gregetnya karena mengejar juara untuk mewakili Indonesia di AFC," ujarnya.
Tidak adanya degradasi juga sebagai antisipasi wabah corona yang hingga kini belum kunjung usai di Indonesia.
"Tidak ada degradasi juga sebagai antisipasi terkait kondisi wabah saat ini," jelasnya.
Alasan Berbalik Jadi Dukung Liga 1 2020 Berlanjut
Arema FC sempat menginginkan kompetisi dihentikan akibat Corona atau Covid-19.
Namun belakangan, Arema FC menjadi satu dari enam klub yang ingin kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan.
Baca: Termasuk Persib, Cuma Enam Klub yang Setuju Liga 1 2020 Dilanjut, Ini Kata Umuh Muchtar
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo menjelaskan, keinginan Arema FC supaya Liga 1 2020 dilanjutkan tak lepas dari perubahan pola pikir manajemen soal menyikapi wabah Corona yang hingga kini belum juga usai.
Ruddy mengajak agar para stakeholder sepak bola Indonesia dapat mengubah pola pikir terkait kondisi ini.

"Dengan segala hormat pada teman-teman steakholder sepak bola, ayo kita mengubah mindset. Kami saja di Arema sudah mengubah mindset. Anggap saja Covid-19 ini tidak bisa hilang, seperti sakit flu, kanker, TBC dan penyakit lainnya. Semua juga harus membaca, mendengar dan melihat berbagai informasi di seluruh dunia dan dari segala pandangan. Agar mentelaahnya berbagai sumber, tidak hanya beberapa sumber. Makanya Arema berbalik arah," kata Ruddy Widodo pasa Surya.co.id, Rabu (3/6/2020).
Tak hanya mengajak stakeholder mengubah pola pikir, Ruddy juga mengajak agar semua pihak tak menjadikan Corona ini sebagai momok, yang membuat segala sesuatu berhenti, sehingga merugikan banyak pihak.
"Ya, kita harus bersahabat dengan Covid-19. Dibilang menyerah ya tidak, justru kami berusaha merangkul dia ibaratnya kowe ojo ganggu aku aku gak ganggu kowe (kamu jangan ganggu kami dan kami tak ganggu kamu), kan begitu. Menyerah itu justru yang duduk diam, menunggu Covid-19 ini hilang. Nah itu menurut saya menyerah. Covid ini tidak akan hilang dalam waktu dekat," jelasnya.
"Kalau industri ini tidak jalan, banyak yang terdampak dan merugi. Kita harus memikirkan di luar kita. Bagaimana nasib banyak orang di dalam industri ini. Makanya Arema berpikir seperti itu. Apalagi program pemerintah juga begitu 'new normal', cocok wes," tambah pria berkacamata itu.
Selain itu, menurutnya stakeholder sepak bola juga perlu ingat selain untuk memperjuangkan kompetisi demi klub, juga demi Timnas Indonesia yang bakal berlaga di World Cup 2021 U-20.
"Tahun 2021 Indonesia itu tuan rumah World Cup U-20 dan ini juga menjadi arahan presiden bahwa tidak hanya sukses sebagai tuan rumah tapi juga sukses secara prestasi. Kalau menset sudah berubah itu lebih enak, tapi kami tidak memaksa. Kalau kita menunggu terus, bola tidak berlanjut sampai nunggu Corona hilang, bagaimana nasib semua orang yang bekerja di industri. Suka gak suka kultur harus diubah namun tetap lebih ketat menjaga kebersihan dan kesehatan," katanya.