Minggu, 14 September 2025

Kurniawan Dwi Yulianto Sempat Ingin Berhenti Main Bola, Motivasi sang Ibu Buatnya Buktikan Kualitas

Motivasi sang Ibu tercinta membuat Kurniawan Dwi Yulianto mampu melanjutkan karier sepak bolanya dan berhasil membuktikan kualitas.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Sri Juliati
tribunnews.com/abdul majid
Motivasi sang Ibu tercinta membuat Kurniawan Dwi Yulianto mampu melanjutkan karier sepak bolanya dan berhasil membuktikan kualitas. 

TRIBUNNEWS.COM - Sosok legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto ternyata memiliki cerita yang dapat dijadikan inspirasi.

Pemain kelahiran Magelang itu ternyata sempat ingin berhenti bermain olahraga si kulit bundar.

Namun keinginan tersebut dapat dicegah oleh sang ibu tercinta.

Ibunda Kurniawan Dwi Yulianto memberikan motivasi kepada sang putra untuk terus bermain sepak bola hingga benar-benar mampu membuktikan kualitasnya.

Kurniawan Dwi Yulianto saat ditemui di Lapangan Pertamina, Simprug, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Tribunnews/Abdul Majid
Kurniawan Dwi Yulianto saat ditemui di Lapangan Pertamina, Simprug, Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Tribunnews/Abdul Majid)

Baca: Pesan Khusus Kurniawan Dwi Yulianto Kepada Pemain Garuda Select yang Lanjutkan Karier di Eropa

Baca: Nasihat Kurniawan Dwi Yulianto untuk Pemain Garuda Select: Tidak Ada yang Tidak Mungkin

Kurniawan Dwi sempat mengalami masa down ketika pulang dari Eropa di tahun 1995.

Di Eropa, klub yang pernah dibela oleh pria yang saat ini melatih tim Sabah FA itu adalah FC Luzern (Swiss) dan Sampdoria (Italia).

Kurniawan tak bisa memungkiri, usianya yang masih muda saat itu membuatnya mudah dijatuhkan oleh banyaknya pemberitaan.

"Jadi itu saya balik ke indonesia umur 20, tak sedikit berita yang menulis saya ini saya itu, saya seperti dihajar habis-habisan," tukas Kurniawan Dwi Yulianto, seperti rilis pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (5/6/2020).

"Bahkan saya sempat bilang kepada orang tua, apa saya berhenti bermain bola saja."

Namun di situlah peran sang ibu dalam memberikan motivasi, dukungan dan semangat bagi sang putra.

"Ibu saya mengatakan, kamu harus buktikan kemampuan kamu, mulai dari itu saya termotivasi," terang Kurniawan Dwi Yulianto menceritakan.

Kurniawan pun mengakui, gaya bermain sepak bola Eropa maupun Indonesia memiliki perbedaan yang sangat mencolok.

Ia pun memahami, kultur sepak bola di indonesia jauh lebih keras dibanding ketika ia bermain bagi dua tim Eropa tersebut.

"Untuk berdaptasi lagi dengan sepak bola Indonesia itu tak mudah, disini kan permainannya kan keras," tambahnya.

Baca: Melalui Yayasan Miliknya, Ibunu Jamil Gandeng Kurniawan Dwi Yulianto Buka Donasi untuk Hadapi Corona

Baca: Pelatih Sabah FA Kurniawan Dwi Yulianto Sebut Laga Melawan Persebaya Sebagai Ujian Mental Bermain

Petuah dari sang Ibu tercinta dilakukan dengan baik oleh Kurniawan.

Alhasil, klub pertama dalam negeri yang Kurniawan bela ialah Pelita, tepatnya pada 1995.

Di tim Pelita, Kurniawan mengaku sangat bersyukur karena mendapatkan rekan yang sama-sama merumput di Eropa, yakni Bima Sakti.

"Alhmadulillah, di Pelita saya dibantu pelatih dan manajemen selain itu saya sangat bersyukue ada penyuplai bola yang baik seperti Bima Sakti, Ansyari Lubis, dan lainnya," lanjutnya mengkisahkan.

Kurniawan selanjutnya benar-benar membuktikan, dirinya tak salah memilih untuk melanjutkan kariernya sebagai pesepakbola.

Kemampuannya yang bagus sebagai seorang striker membuat namanya berhasil masuk ke Timnas Indonesia.

Di Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto tercatat sebagai pemain produkti nomor dua setelah Bambang Pamungkas.

Kurniawan Dwi Yulianto membukukan 31 gol untuk Timnas Indonesia.

Sementara Bambang Pamungkas mencatatkan 34 gol sepanjang penampilannya bersama Timnas Indonesia.

Pasca memutuskan untuk gantung sepatu dari dunia sepak bola, Kurniawan tak bisa jauh-jauh dari olahraga yang membesarkan namanya.

Alhasl mantan pemain Timnas Indonesia itu dipercaya oleh klub sepak bola Malaysia Sabah FA sebagai pelatih utama.

Berikut ini karier Kurniawan Dwi Yulianto sebagai pemain sepak bola:

Tahun Tim Tampil (Gol)

1994–1995 FC Luzern 12 (3)

1995–1999 Pelita Bakrie 36 (18)

1999–2001 PSM Makassar 58 (37)

2001–2003 PSPS Pekanbaru 50 (28)

2003–2004 Persebaya Surabaya 28 (14)

2004–2005 Persija Jakarta 18 (10)

2005–2006 Sarawak FA 31 (29)

2006–2007 PSS Sleman 16 (11)

2007–2008 Persitara 32 (14)

2008–2009 Persisam Putra Samarinda 22 (10)

2009–2010 Persela Lamongan 24 (7)

2010–2011 Tangerang Wolves F.C. 16 (6)

2011–2012 Pro Duta FC 27 (9)

2012–2013 Persipon Pontianak

(Tribunnews.com/Giri)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Persija Jakarta
4
3
1
0
11
2
9
10
2
Borneo FC
3
3
0
0
5
1
4
9
3
Arema FC
5
2
2
1
8
5
3
8
4
PSIM
4
2
2
0
5
2
3
8
5
Persijap
5
2
2
1
6
6
0
8
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan