Reece James, Mesin Gol Untuk Chelsea, Kepercayaan Thomas Tuchel, & Permata Akademi The Blues

Mount yang menerima bola di tengah, langsung mengirimkan umpan terobosan kepada James yang berlari menuju kotak penalti dari sisi kanan penyerangan The Blues.

Havertz yang berdiri di luar kotak 16 memberi keluasaan bagi James untuk melakukan penetrasi dan merangsek ke dalam kotak penalti lawan.

Tak ketinggalan, wing back Chelsea lainnya yang berhasil menyumbangkan gol yaitu Chilwell.

Eks punggawa Leicester City tersebut juga mencetak gol dari dalam kotak penalti, dan beberapa kali bermain menusuk menggunakan kecepatan dan kepintarannya dalam mencari celah.

Aspek tersebut-lah yang membuat Tuchel tak terlalu memusingkan paceklik gol yang dialami striker satu trilliunnya, Romelu Lukaku.

Para pemain kreatif dan cepat dalam skuatnya dapat bermain lebih bebas dan mencolok karena fleksibilitas ruang di depan, jumlah gol James adalah buktinya.

Apalagi, hampir seluruh pemain Chelsea mampu mencetak gol, itu terbukti dari hitungan Transfermarkt yang mencatat ada 17 pemain The Blues yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.

Skema Tuchel yang mengedepankan kolektivitas antar pemain memang membuat Chelsea tak bertumpu pada satu pemain untuk menjebol gawang lawan.

Kecerdasan dia menempatkan dua wing back-nya untuk lebih sering berada di kotak juga mampu membuat serangan Chelsea begitu rancak.

Tim sebesar Juventus mereka bantai dengan skor empat gol tanpa balas, mereka pun lolos ke 16 besar Liga Champions dengan kepala tegak.

Sang juara bertahan kembali menjadi favorit untuk membawa pulang trofi Si Kuping Besar ke Stamford Bridge.

(Tribunnews.com/Deivor)