Kisah Bagus Kahfi Jadi Pesepakbola: Tak Direstui Ayah hingga Tertukar Nama saat Dipanggil Timnas
Ini kisah Bagus Kahfi hingga menjadi pesepakbola dari tidak direstui ayah hingga sempat tertukar nama dengan adiknya saat dipanggil Timnas.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
"Akhirnya support ketika waktu itu ikut turnamen di Sawitan dan baru itu pertama kali dia nonton," ujarnya.
Sering Main Tarkam dan Menang, Hadiah Buat Makan dengan Ayah

Pada saat kecil, Bagus mengaku sering mengikuti turnamen kampung (tarkam) bersama dengan Bagas.
Kemudian kita menang, dirinya mengatakan hadiah yang didapatnya dipakai untuk makan bersama sang ayah.
"Saya dulu tarkam terus. Saya dapet Rp 75 ribu berdua sama Bagas Rp 150 ribu buat makan sama bapak," katanya.
Di sisi lain, meski ayah Bagus mendukung anaknya untuk menjadi pesepakbola, laki-laki yang berumur 20 tahun ini justru melarang orang tuanya untuk datang ke stadion.
Bagus menceritakan saat dirinya bertanding sebagai pemain Timnas Indonesia U-16 di AFF, ayahnya diam-diam datang ke stadion.
Namun, Bagus justru melarangnya.
Alasannya ayahnya sering mengomentari permainan Bagus saat bertanding sehingga membuatnya justru merasa terganggu.
"Ketika U-16 itu, bapak diam-diam dateng ke stadion sama warga kampung pakai bus. Pas setelah pertandingan final, baru ke hotel semua. Lho kok disini semua, padahal tak suruh di rumah, nobar," ujarnya.
Baca juga: Ketua Umum PSSI Sebut Sekjen AFF Lihat Langsung Kelakuan Unfair Play Pemain Thailand dan Vietnam
Keunikan Bagus Akhirnya Berposisi Jadi Striker: Tertukar Namanya dengan Adiknya

Ada fakta unik dalam perjalanan Bagus sebagai pesepakbola.
Pada satu waktu, ketika dirinya dipanggil untuk seleksi Timnas Indonesia U-15, namanya tertukar dengan adiknya.
Hal ini membuat Bagus yang sebelumnya berposisi sebagai bek kanan dan adiknya menempati posisi striker justru tertukar.
"Saya posisinya bek kanan, seleksi itu, Bagas yang striker. Tapi pas ada di nama nasional, Bagas yang bek kanan, saya yang striker," ujarnya.