Senin, 29 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Laga Arema FC vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Dunia, Jadi Insiden Kematian Kedua Terbesar di Dunia

Pihak kepolisian menyebut tindakan melepas gas air mata sudah sesuai prosedur, padahal dalam regulasi FIFA telah dilarang.

Surya Malang/Purwanto
Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan 127 orang meninggal dunia dan hal ini membuat kompetisi sepak bola di Indonesia tercatat menjadi nomor dua memakan korban jiwa terbanyak di dunia.

Kematian ini diduga akibat gas air mata yang ditembakan polisi ke arah penonton sebagai upaya menghalau kerusuhan, sehingga penonton berhamburan menuju pintu keluar yang terbatas dan akhirnya timbulkan sesak nafas.

Pihak kepolisian menyebut, tindakan melepas gas air mata sudah sesuai prosedur, padahal dalam regulasi FIFA sudah jelas terdapat larangan penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Baca juga: Ratusan Orang Tewas, Tragedi Laga Arema FC vs Persebaya Jadi Sorotan Media Internasional

Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan, justru penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.

Pihak kepolisian menggunakan gas air mata karena suporter sudah bertindak anarkis dan masuk ke area lapangan.

Setelah penembakan gas air mata suporter berhamburan ke pintu 12 dan membuat area itu mengalami penumpukan.

“Saat terjadi penumpukan, itu jadi banyak yang mengalami sesak napas,” kata Nico Afinta saat konferensi pers, Minggu (2/20/2022). 

“Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi, semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini,” sambungnya.

Adapun regulasi FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion tercantum dalam pasal 19 b, pengamanan pinggir lapangan mengenai regulasi keamanan dan keselamatan Stadion.

“Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh di bawah atau digunakan,” tulis aturan tersebut dalam regulasi FIFA.

Akibat memakan ratusan korban jiwa, tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) tercatat dalam sejarah mematikan di dunia sepak bola.

Bahkan menjadi nomor dua kematian terbanyak dalam laga sepak bola setelah insiden di Estadio Nacional di Peru pada 24 Mei 1964 yang memakan korban jiwa 328 orang.

Baca juga: Kerusuhan Pasca Laga Arema vs Persebaya, Kemal Pahlevi: Indonesia Tak Bisa Jadi Negara Sepakbola

Ini 10 daftar laga sepak bola di dunia yang banyak memakan korban jiwa versi Priceomics.com setelah kejadian di Stadion Kanjuruhan:

* 24 Mei 1964, peristiwa Estadio Nacional, Lima, Peru, 328 orang meninggal dunia.

* 1 Oktober 2022, tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, 127 orang meninggal dunia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
3
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Persebaya
6
3
1
2
8
5
3
10
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan