Liga 4
Drawing Liga 4 Dinilai Settingan, Ketua Umum PSSI Perintahkan Investigasi dan Siapkan Sanksi
Sanksi dari PSSI pun siap diberikan apabila drawing yang dilakukan oleh Dessy Arfianto selaku Ketua Asprov PSSI DIY terbukti sudah diatur sebelumnya.
Penulis:
Abdul Majid
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Drawing Liga 4 Dinilai Settingan, Ketua Umum PSSI Perintahkan Investigasi dan Siapkan Sanksi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Drawing Liga 4 sempat disoroti publik sepakbola Indonesia karena dinilai tidak profesional dan settingan.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir bahkan sempat buka suara terkait drawing tersebut.
Erick meminta agar pelaksanaan drawing Liga 4 diulang.
Drawing Liga 4 pun akhirnya diulang dan telah diadakan hari ini, Senin (14/4/2025).
“Gini konteksnya. Bahwa drawing yang mereka lakukan itu kan saya sudah bikin statement. Itu salah dan melukai. Karena itu kemarin hari Minggu sudah rapat Exco. Kami mereview total tidak hanya drawingnya. Tapi sistem kompetisinya. Nah ini yang kami lakukan,” kata Erick THohir di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Lebih lanjut, soal drawing yang diduga settingan tersebut, Erick menyebut pihaknya bakal menginvestigasi.
Sanksi dari PSSI pun siap diberikan apabila drawing yang dilakukan oleh Dessy Arfianto selaku Ketua Asprov PSSI DIY terbukti sudah diatur sebelumnya.
“Jadi tentu kalau masalah investigasi kami lakukan, kalau hukuman ada,” tegas Erick.
Untuk kasus ini, Erick tak meneruskan ke ranah hukum.
Ranah hukum menurutnya baru diterapkan apabila terjadi pada suatu pertandingan yang terbukti telah diatur sebelumnya, match fixing atau pengaturan skor.
Sikap tegas PSSI terhadap pengaturan skor menghasilkan pertandingan di Liga 1 sejauh ini bersih dari tindakan tersebut.
Untuk mengantisipasi adanya pengaturan skor, PSSI menerapkan VAR di Liga 1, bahkan musim depan VAR juga akan diterapkan pada Liga 2 2025/2026.
“Kalau yang di ranah hukum itu sudah pasti kalau match fixing. Terjelas di lapangan terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan dan sudah ada kerja sama kita dengan kepolisian dan kejaksaan. Match fixing itu harus kita sikat,” terang Erick.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.