Kualifikasi Piala Dunia 2026
Keresahan Carlos Queiroz Bisa Berlaku untuk Timnas Indonesia, Rawan Main Mata di Laga Pamungkas
Pandangan pelatih Oman, Carlos Queiroz soal jadwal ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 yang untungkan Arab Saudi dan Qatar. Berpengaruh untuk Timnas?
TRIBUNNEWS.COM - Bumbu-bumbu keresahan untuk ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah terasa sejak awal, bahkan sebelum pertandingan pertama grup dimainkan.
Masalah-masalah yang disoroti paling utama adalah soal pemilihan tuan rumah, yang mana Qatar dan Arab Saudi menjadi pilihan oleh Federasi Sepak Bola Asia (AFC).
Selain venue tuan rumah, ada yang komplain terkait jadwal, hingga wasit yang memimpin pertandingan. Indonesia menjadi salah satu tim yang getol bersuara untuk hal tersebut sampai melayangkan protes kepada AFC.
Ada juga yang tak kalah vokal daripada Indonesia, yakni pelatih Oman, Carlos Queiros.
Pelatih berusia 72 tahun tersebut memberikan kritikan-kritikan tegas soal ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sorotan paling tajam tentunya kepada AFC yang dinilai memberikan jalan lebih lebar bagi Qatar dan Arab Saudi untuk lolos ke putaran final.
Lihatlah jadwal Qatar dan Arab Saudi, kedua tim tersebut memiliki jeda waktu istirahat yang lebih dibandingkan kontestan lainnya, Oman, UEA, Irak, dan Timnas Indonesia.
Sebelum pertandingan pertama berlangsung, Timnas Indonesia dan Irak bahkan sempat keberatan dengan jeda waktu yang diberikan karena dianggap terlalu singkat.
Baca juga: Head to Head Timnas Indonesia vs Irak: Rapor Buruk Garuda, Kans Putus Dominasi Singa Mesopotamia
Walhasil, AFC mengeluarkan beberapa perubahan terhadap jadwal kick-off pertandingan Timnas Indonesia dan Irak.
Menariknya, apa yang dilihat Carlos Queiroz ternyata tidak hanya soal keuntungan waktu istirahat yang didapatkan oleh Qatar dan Arab Saudi, tetapi bagaimana jeda waktu tersebut bisa memberikan peluang lebih besar kepada mereka.
Di laga pertama grup ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026, Oman berhasil menahan imbang Qatar dengan skor 0-0.
Oman untuk sementara waktu berada di puncak klasemen Grup A dan akan melakoni laga terakhir melawan UEA akhir pekan ini.
Sementara Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Arab Saudi, dan akan bertanding menghadapi Irak setelah laga UEA vs Oman.
Meskipun kalah dari Arab Saudi, Timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk lolos langsung ke putaran final Piala Dunia.
Syaratnya dengan mengalahkan Irak minimal dengan skor 2-0, dan tentunya nanti akan bergantung pada hasil laga terakhir antara Arab Saudi vs Irak.
Irak harus menang atas Arab Saudi. Jika skornya 1-0, Timnas Indonesia akan lolos langsung, tapi jika lebih, Irak lah yang memiliki peluang lebih besar.
Ketiganya bisa sama-sama mengoleksi 3 poin di akhir klasemen jika skenario itu terjadi, faktor selisih gol, produktivitas gol, dan kedisiplinan dalam hal ini perolehan kartu yang menjadi poin, akan menentukan siapa yang lebih berhak tampil di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tahun 2026.
Hal yang sama juga bisa terjadi kepada Oman jika berhasil mengalahkan UEA pada laga kedua.
Penentuan siapa yang lolos akan terlihat pada laga Qatar vs UEA di laga pamungkas.
Apakah dengan momentum ini bisa menimbulkan 'main mata' dari tim yang berlaga di laga pamungkas grup?
"Saya ingin tahu siapa yang membuat aturan ini. Sepertinya dia jenius," kata Carlos Queiroz dikutip dari cuitan Nawaf Al-Asawi.
"Tidak masuk akal bagi FIFA untuk menyetujui sistem ini. UEA dan Qatar akan bermain dengan mengetahui apa yang mereka butuhkan untuk lolos ke pertandingan final (laga pamungkas grup)," sambungnya.
"Selama 40 tahun saya berkarier, saya belum pernah melihat situasi seperti ini," jelasnya.
"Ketika ada Piala Dunia, selalu ada tuan rumah, dan di situ bisa kita pahami: mereka yang menanggung biayanya, membangun stadion, dan sebagainya. Namun, melakukan ini di tengah kompetisi, anehnya orang-orang yang bertanggung jawab tidak merasa tidak nyaman dengan hal ini," lanjut ceritanya di The Guardian.
Baca juga: Dikabarkan Absen Lawan Indonesia, Aymen Hussein Ikut Jalani Latihan Bersama Skuad Timnas Irak

Sebelumnya, pelatih yang pernah lolos ke Piala Dunia dua kali bersama Afrika Selatan, Portugal, dan Iran itu sudah melihat potensi peluang di ronde keempat ini yang begitu rumit.
Carlos Queiroz ditunjuk sebagai pelatih Oman pada Juli 2025.
Butuh keajaiban bagi Oman untuk bisa lolos ke putaran final dari ronde ini.
"Akan menjadi keajaiban dalam situasi rumit ini," bebernya.
"Apakah tidak ada stadion di Jepang atau Kuwait yang bisa kami gunakan untuk bermain? Mungkin orang-orang yang mengorganisir ini memiliki visi sepak bola yang berbeda," sambungnya soal pemilihan venue yang sejatinya digelar di tempat netral dari rencana awal AFC.
"Saya tahu situasinya ketika saya menerima pekerjaan ini," ungkapnya.
"Apa yang bisa kami katakan? Kami harus bermain di kandang salah satu tim yang sedang bertanding," tegasnya.
(Tribunnews.com/Muhammad Nursina Rasyidin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.