Gojek Shield, Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Atasi Praktik Curang Aplikasi Hasil Modifikasi
Gojek kini telah mengembangkan sebuah sistem keamanan berbasis kecerdasan buatan yang diberi nama Gojek Shield.
Penulis:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operator layanan transportasi ojek online seperti Gojek sejak lama dibikin pusing oleh kemunculkan orderan tipu-tipu atau disebut juga orderan 'tuyul' yang merugikan perusahaan dan juga mitra driver.
Keberadaan aplikasi hasil modifikasi ini dibuat oleh sindikat kriminal dan sejatinya mengancam keamanan para mitra ojek online.
Tak tinggal diam, Gojek kini telah mengembangkan sebuah sistem keamanan berbasis kecerdasan buatan yang diberi nama Gojek Shield.
Teuku Parvinanda, Senior Manager Corporate Affair Gojek menjelaskan, Gojek Shield mampu mendeteksi berbagai jenis kecurangan terutama mendeteksi oknum yang menggunakan modapp atau aplikasi yang sudah dimodifikasi untuk mencurangi Gojek.
"Ini bagian dari inisiatif #AmanBersamaGojek yang diluncurkan pada Februari lalu," ungkap Teuku Parvinanda dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Senin 30 Maret 2020.
Teuku memaparkan, Gojek Shield telah berhasil mengidentifikasi berbagai jenis kecurangan. Baru-baru ini, setelah berhasil mendeteksi ribuan aplikasi notifikasi atau Modapp.
Teknologi ini juga berhasil menonaktifkan lebih dari 500 akun di Indonesia yang terdeteksi tetap beroperasi menggunakan aplikasi modifikasi tersebut.”
Ini Modusnya
"Rata rata modus yang dipakai sindikat kriminal adalah menawarkan sebuah aplikasi kepada mitra driver dengan iming-iming palsu," jelas Teuku.
Aplikasi modifikasi diklaim para sindikat kriminal ini dapat meningkatkan jumlah order, dapat memilih orderan sesuai keinginan seperti hanya orderan untuk jarak dekat atau hanya orderan GoFood, dan kebal dari sistem suspensi.
Kenyataannya, aplikasi modifikasi tersebut melewatkan secara otomatis order-order yang masuk, serta hanya menyamarkan peringatan pelanggaran yang dikirimkan sistem sehingga seolah-olah tidak ada suspensi.
"Hal ini sangat merugikan mitra driver untuk jangka panjang," tegasnya.
Ada Risikonya
Pengguna aplikasi modifikasi juga terancam risiko pencurian akun, serta keamanan dan kerahasiaan data yang termasuk dalam pelanggaran Undang-Undang ITE.
Hal ini terjadi mengingat tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas perekaman data yang terjadi pada aplikasi modifikasi.
Dia juga menjelaskan, langkah Gojek tidak hanya mendeteksi dan mencegah tindak kecurangan yang terjadi.
Baca: Bocoran Percakapan Menhan Prabowo dengan Ajudannya, Lockdown Opsi Terbaik!
"Setiap akun yang terindikasi berbuat curang, akan mendapat peringatan, serta sanksi berupa penonaktifan sementara sampai dengan penonaktifan permanen atau pemutusan kemitraan," beber Teuku.
Baca: Rincian 28 Kereta Jarak Jauh yang Dibatalkan Perjalanannya Mulai 1 April
Selain itu, hasil deteksi dari Gojek Shield yang terkait aktivitas kriminal juga dimanfaatkan sebagai alat bukti untuk proses hukum lebih lanjut melalui pihak kepolisian.
Baca: Cegah Corona Masuk Sumbar, Bus PO MPM Berhenti Beroperasi, Uang Tiket Dikembalikan
Teuku menegaskan, Gojek menjalin kemitraan strategis jangka panjang dengan pihak kepolisian di berbagai daerah untuk mengungkap tindak kecurangan yang memanfaatkan ekosistemnya.
"Bersama dengan kepolisian, kita telah berhasil mengungkap dan menangkap beberapa sindikat kriminal," bebernya.
"Kami telah dan akan terus mengkombinasikan kemampuan platform teknologi kami dalam mendeteksi potensi kecurangan dan penyalahgunaan data, dengan langkah pihak kepolisian dalam mengungkap sindikat pelaku," ujar Teuku.