Selasa, 30 September 2025

Meningkatkan Pengalaman Pengelolaan Data Berbasis Cloud Tanpa Batas

Enterprise data cloud memberikan analitik secara mandiri di lingkungan hybrid cloud dan multi-cloud, memberikan nilai dari edge ke AI

Editor: Eko Sutriyanto
ist
Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap perusahaan atau organisasi berskala besar tidak akan pernah luput dari kompetisi.

Apalagi di situasi ekonomi dan persaingan global seperti sekarang ini.

Untuk itulah mereka harus cermat memanfaatkan data yang mereka miliki, mengolahnya menjadi daya saing yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.

"Ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena data tidak akan menjadi semakin kecil. Sebaliknya, data hanya akan menjadi semakin besar dan semakin kompleks”, kata Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera dalam  konferensi pers online yang diikuti Tribunnews.com, belum lama ini.

Fakta ini mendorong Cloudera menghadirkan solusi yakni Cloudera Data Platform Private Cloud (CDP Private Cloud) yang mendorong pelaku bisnis dapat berstrategi terhadap proses-proses data yang kompleks di berbagai environment cloud, mengatur tata kelola data dan mengaktifkan analitik multi-fungsi dimana pun data tersimpan.

Baca: Tips Optimalisasi Diri Melalui Etika Berkomunikasi di Ruang Digital

CDP Private Cloud dikembangkan untuk hybrid cloud sehingga perusahaan dapat menghubungkan private cloud yang berada di dalam data center perusahaan (on-premise) dengan public cloud secara mudah dengan keamanan dan tata kelola terintegrasi yang konsisten.

Enterprise data cloud memberikan analitik secara mandiri di lingkungan hybrid cloud dan multi-cloud, memberikan nilai dari edge ke AI.

CDP Private Cloud yang didukung Red Hat OpenShift melengkapi visi enterprise data cloud dengan arsitektur hybrid yang kuat berbasis Kubernetes.

CDP Private Cloud memisahkan komputasi dan penyimpanan agar infrastruktur private cloud dan public cloud yang diimplementasikan menjadi jauh lebih agile, lebih mudah digunakan dan lebih efisien.

"Dengan demikian, divisi IT kini dapat menjalankan fungsi analitik di cloud apapun, sehingga bisnis dapat memiliki kecepatan dan agility yang diinginkan dengan keamanan dan tata kelola yang sesuai kebutuhan perusahaan besar,” katanya.

Baca: Kasus Covid-19 di Jakarta Tembus 10.985 Orang hingga Hari Ini 28 Juni

Di Indonesia, IDC memprediksikan bahwa pada 2023, lebih dari 50% investasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan digunakan untuk transformasi dan inovasi digital, naik dari 27% pada 2018.

Saat ini data hadir dalam setiap bentuk yang dapat kita bayangkan, dari data terstruktur dan tak-terstruktur dan dari berbagai transaksi serta media sosial, yang banyak pengguna paling aktifnya di dunia adalah orang-orang Indonesia.

Fanly Tanto, Country Manager Cloudera Indonesia mengatakan, saat ini perusahaan di Indonesia harus dapat mengolah, menganalisis, dan memanfaatkan pasokan data melimpah ini untuk mempertahankan agility bisnis mereka di tengah situasi yang mudah berubah.

"Cloudera Data Platform Private Cloud diciptakan untuk mengakselerasi transformasi digital yang memanfaatkan kekuatan data melalui platform yang aman, bisa berjalan di cloud container, dapat diimplementasikan dan ditingkatkan kapasitasnya dengan cepat, efisien, dan simpel," kata Fanly.

Red Hat OpenShift dan CDP Private Cloud bersama-sama membantu menciptakan arsitektur data hybrid-cloud dan multi-cloud yang sangat penting, sehingga berbagai divisi di perusahaan dapat dengan cepat meluncurkan aplikasi-aplikasi penting dan menjalankannya dari mana saja, tanpa mengganggu platform yang sudah ada.

Baca: Google Cloud Platform Dinilai Bisa Bantu Perusahaan Fokuskan Layanan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan