Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Twitter Akan Serahkan Akun @POTUS kepada Joe Biden di Hari Pelantikan, Bahkan Jika Trump Tak Setuju
Akun Twitter presiden @POTUS akan secara otomatis dialihkan kepada Presiden terpilih Joe Biden saat ia dilantik pada Hari Pelantikan 20 Januari 2020
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Gigih
Trump, sebagai warga negara biasa nantinya, akan tetap mengelola akun itu.
Meski begitu, akun tersebut akan kehilangan perlindungan yang dimilikinya dengan label "pemimpin dunia".
Apa selanjutnya?
Twitter mengatakan perwakilannya akan bertemu dengan pejabat transisi Biden-Harris dalam beberapa waktu mendatang untuk membahas rincian tentang bagaimana pemerintahan baru akan menggunakan Twitter.
Dulunya, sebelum hari pemilihan pada tahun 2016, Obama menerbitkan rencana yang kuat untuk transisi aset digitalnya ke Presiden Amerika Serikat berikutnya, yaitu Donald Trump.
Ketika Presiden Barack Obama meninggalkan jabatannya pada tahun 2017 untuk diberikan kepada Trump, akun Gedung Putih Obama dialihkan ke akun yang diarsipkan di bawah manajemen NARA.
Cuitan Presiden Obama yang pernah ada di @POTUS dialihkan ke @POTUS44, dan akunnya dikunci.
Namun kali ini, Gedung Putih Trump sejauh ini masih menolak untuk terlibat dalam diskusi publik tentang rincian transisi kepresidenan, termasuk apa yang akan terjadi dengan aset digital seperti akun Twitter pemerintah.
Donald Trump Tidak Lagi Terima Perlakuan Spesial Twitter Jika Kalah dalam Pilpres Periode Ini
Kalah Pilpres, Donald Trump tak hanya kehilangan jabatannya sebagai presiden, tapi juga perlakuan khusus yang didapatnya dari Twitter.
Dilansir The Guardian, Twitter telah mengkonfirmasi, saat Trump meninggalkan Gedung Putih, ia tidak lagi mendapat perlakuan khusus yang disebut "newsworthy individual" atau individu yang layak diberitakan.
Kebijakan Twitter mengenai kelayakan berita melindungi orang-orang tertentu - seperti pejabat terpilih dengan lebih dari 250.000 pengikut - dari penangguhan atau pemblokiran akun.
Kebijakan itulah yang menyebabkan Twitter membungkam, tetapi tidak menghapus, setidaknya 12 tweet dari presiden AS selama seminggu setelah pilpres.
Padahal, cuitan-cuitan itu dianggap memicu keraguan masyarakat pada proses demokrasi.
Baca juga: Berkicau di Twitter, Donald Trump: Biden Jangan asal Klaim Jabatan Presiden
Baca juga: Joe Biden Menuju Kemenangan, Berpotensi Raih 42 Suara Elektoral Lagi, Donald Trump Kehabisan Langkah

Namun kini, Twitter telah memastikan, kebijakan tersebut tidak berlaku bagi mantan pejabat.