Survei Luno-YouGov, 58 Persen Orang Indonesia Yakin Nilai Aset Kripto Meningkat 10 Tahun ke Depan
Masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan bahwa aset kripto akan menjadi investasi jangka panjang, alih-alih sebagai alat penghasil keuntungan instan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei Luno dan YouGov pada akhir Agustus 2021, ditemukan bahwa responden dari berbagai belahan dunia paling sering mencari nasihat keuangan untuk mengurus investasi mereka, terutama di negara-negara berkembang seperti Nigeria (66%), Indonesia (55%), dan Kenya (54%).
Dari segi tabungan, 80% responden Nigeria mengaku menabung secara teratur, diikuti oleh Kenya (79%), Afrika Selatan (79%), Australia (67%), Malaysia (64%), dan posisi terakhir ditempati oleh Indonesia yakni hanya 50% dari responden yang menabung secara teratur.
Dari jumlah tersebut, sekitar satu dari lima (22%) responden Indonesia mengaku mengalokasikan tabungannya dalam bentuk kripto.
Riset Luno dan YouGov juga mencatat bahwa 65% responden yang sudah mengenal kripto sudah pernah membeli aset ini dalam waktu dua tahun terakhir.
Ini menunjukkan ketertarikan yang kian meningkat. Jumlah investor kripto tertinggi berada di Nigeria, dimana 57% responden mengaku telah membeli aset kripto selama 24 bulan terakhir diikuti dengan Afrika Selatan (43%), Indonesia (29%), dan Kenya (28%).
Di Indonesia, tingkat familiaritas responden terhadap kripto (30%) bahkan melebihi aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20%) dan pinjaman peer-to-peer (18%).
Baca juga: Analis: Tekanan Harga Kripto Saat Ini Hanya Sentimen Sementara
Baca juga: China Nyatakan Seluruh Transaksi Kripto adalah Ilegal, Harga Bitcoin Terjun Bebas
Umumnya, mayoritas investor (30%) hanya menyimpan 10% dari tabungan mereka dalam bentuk kripto.
Tidak seperti stigma yang beredar di masyarakat, para investor kripto sangat berhati-hati dalam mengalokasikan aset, sehingga tidak semata-mata mengejar keuntungan.
Sebaliknya, mereka hanya mengalokasikan sedikit proporsi aset dalam bentuk kripto, agar dapat menjaga level diversifikasi investasi.
Mayoritas investor kripto (56%) juga mengharapkan profit dari investasi kripto dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
Selain itu, optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan aset kripto juga cukup tinggi, dimana sekitar 58% meyakini bahwa nilai kripto akan meningkat dalam waktu 10 tahun ke depan.
Ini berarti, masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan bahwa aset kripto akan menjadi investasi jangka panjang - alih-alih sebagai alat penghasil keuntungan instan.
Buktinya, hasil studi juga menunjukkan kalau para investor yang mengalokasikan pendapatannya punya di kripto rencana menabung demi masa pensiun (55%) dan sebagai warisan untuk anak-cucu mereka (45%).
Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager Luno Indonesia mengatakan, Luno dan YouGov juga meneliti lebih jauh tentang tantangan yang menghalangi responden untuk berinvestasi dalam bentuk kripto.