Kegagalan Startup Dipicu Ketidakmampuan Kembangkan Produk yang Dibutuhkan Pasar
Penyelenggaraan Startup Studio Indonesia Batch 3, difokuskan untuk membantu startup mencari product-market fit (PMF).
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah 5 bulan menjalani seleksi dan pelatihan serta program inkubasi intensif, program Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 3 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI memasuki tahap akhir Milestone Day sekaligus pemuncak kegiatan.
Di tahapan ini setiap startup diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama mengikuti program, di depan para stakeholder, seperti lembaga pemerintah dan venture capital.
Sonny Hendra Sudaryana, Koordinator Startup Digital mengatakan, penyelenggaraan Startup Studio Indonesia Batch 3, difokuskan untuk membantu startup mencari product-market fit (PMF).
Tahap ini sangat krusial, karena salah satu alasan utama startup gagal berkembang adalah karena gagal mengembangkan produk yang dibutuhkan pasar.
Baca juga: Grab Buka Lowongan Kerja Startup Posisi GrabFood Marketing Manager, Berminat?
"Untuk mencapai PMF, kami percaya bahwa metode pelatihan paling efektif adalah dengan sesi brainstorming intensif untuk mengupas seluk beluk setiap proses perancangan produk," kata Sonny Hendra Sudaryana dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: Startup Blockchain Bidang Medis, DeBio Network Dapat Pembiayaan Rp 33 Miliar
Untuk itu, kata dia pihaknya mendatangkan bantuan 60 fasilitator ahli yang melakukan coaching kepada para founder dan membantu membuka berbagai kesempatan dan ide terobosan.
Saat acara Milestone Day ini, turut hadir jajaran perwakilan Kominfo, para coach dan fasilitator, venture capital, startup terpilih, juga beberapa pembicara dari startup yang telah mengikuti program Startup Studio Indonesia sebelumnya seperti Praktis (pts.sc), startup lulusan Startup Studio Indonesia Batch 1.
Baca juga: Ini 3 Syarat Startup Jika Ingin Mendapatkan Pendanaan dari BUMN
Adrian Gilrandy, Co-Founder Praktis mengatakan, hal yang paling berbeda dari Startup Studio Indonesia adalah kurikulumnya yang dirancang sangat akurat, dengan terlebih dahulu memetakan tantangan yang paling umum dihadapi founder.
"Kami merasa beruntung bisa mengikuti program ini, terutama karena bisa mengakses jaringan yang luas, serta mendapatkan pelatihan langsung dari para praktisi startup yang telah sukses sebelumnya,” ungkapnya.
Praktis merupakan startup yang menyediakan solusi bisnis hulu-ke-hilir untuk brand yang berjualan langsung ke konsumen (direct-to-consumer/D2C).
Adrian menambahkan, banyak startup tahap awal yang melangkahi tahap paling penting sebelum bertemu dengan VC untuk pendanaan.
Tahap paling penting ini adalah pematangan produk agar siap untuk pasar.
"Di Startup Studio Indonesia, kami dituntut untuk implementasi dan melakukan refinement produk yang matang dulu setelah program selesai. Sehingga, kami benar-benar siap membawanya ke tahap selanjutnya,” katanya.
Sebelumnya startup telah melalui proses seleksi dan kurasi yang ketat sejak bulan September.
Setelah terpilih, setiap startup akan melalui sesi diagnosis untuk memetakan pain point perusahaan masing-masing. Data yang didapat akan menjadi landasan untuk pembuatan kurikulum dan pemilihan coach yang sesuai.
Setelah itu para founders akan mengikuti Founder’s Camp, yaitu sesi brainstorming dengan para pendiri startup Indonesia yang telah sukses membesarkan usaha rintisannya ke level yang lebih tinggi.
Dalam sesi inti ini, para startup menggali ilmu sebanyak-banyaknya terkait cara mencapai product-market fit, atau memformulasikan produk digital yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Terakhir, 15 startup startup yang terpilih juga mendapatkan sesi privat 1-on-1 Coaching selama 12 minggu dengan para mentor, agar bisa berkonsultasi dan mempelajari pemaparan materi sebelum Milestone Day tiba.
Startup Studio Indonesia hadir untuk memperkuat dan melengkapi program pemberdayaan startup digital Gerakan 1000 Startup Digital dan Hub.id yang telah lebih dulu diluncurkan oleh Kominfo.
Melalui program ini, Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital pada 2024 yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari venture capital.
Untuk itu, Kominfo juga akan terus melanjutkan penyelenggaraan Startup Studio Indonesia hingga ke batch-batch berikutnya.
“Tentunya, di Batch 4 mendatang, kami menargetkan peserta yang lebih banyak dari berbagai daerah dan sektor, karena startup inovatif dan berpotensi semakin banyak bermunculan di Indonesia. Jadi, bagi para founder early-stage startup yang berminat, sudah bisa mencari tahu lebih banyak tentang startup Studio Indonesia dan mempersiapkan timnya dari sekarang,” tutup Sonny.
Diluncurkan tahun 2020, Startup Studio Indonesia telah berkembang menjadi salah satu program inkubasi dan akselerasi startup terpopuler di Indonesia. Melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage yang terpilih mengikuti serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia batch 3.
Daftar startup tersebut diantaranya adalah: AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, KreatifHub, Powerbrain, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.
Caption : Capture zoom
Selama 5 bulan melalui rangkaian seleksi dan pelatihan, program inkubasi intensif, Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 3 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI memasuki tahap akhir dengan Milestone Day yang merupakan puncak dari program