Dosen Telkom University Kembangkan Tide Eye, Sistem Monitoring Berbasis AI untuk Pantau Banjir Rob
Penelitian yang didukung oleh KONEKSI ini merupakan program kemitraan antara Indonesia dan Australia dalam bidang pengetahuan dan inovasi.
Editor:
Dodi Esvandi
Senada, Head of the Center for Disaster Data, Information, and Communication, Indonesia's National Disaster Management Agency (BNPB) Abdul Muhari, PhD memaparkan, terdapat dua kebutuhan utama dalam pengelolaan bencana, yaitu mitigasi atau prabencana, serta kontingensi yang mencakup periode sesaat sebelum bencana hingga pascabencana.
Baca juga: Pemerintah Ingin Petani dan Nelayan Pemasok Makan Bergizi Gratis Manfaatkan Artificial intelligence
Pada fase kontingensi, diperlukan data real-time yang dapat digunakan sebelum terjadinya bencana.
Data ini biasanya berupa pemantauan fenomena alam, seperti perkiraan cuaca dan curah hujan, yang dikelola oleh institusi-institusi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Namun, data tersebut masih bersifat prediktif dan belum sepenuhnya operasional untuk situasi darurat karena hanya mencerminkan fenomena tanpa informasi spesifik mengenai risiko yang ditimbulkan,” ujarnya.
Selain data fenomena, diperlukan juga data hazard yang lebih rinci agar dapat diterapkan dalam tindakan konkret saat bencana mengancam.
Sehingga, teknologi seperti Tide Eye akan sangat membantu bagi penanggulangan bencana.
“Jadi mungkin teknologi ini (Tide Eye) dapat dioptimalkan,” kata Abdul.
Dalam sesi yang sama, turut hadir Executive Director of Satu Data Indonesia Ministry of National Development Planning/Bappenas Dini Maghfirra yang menekankan, pentingnya keakuratan data real time.
Program Satu Data telah berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan bahwa data yang dihasilkan memiliki kualitas dan akurasi tinggi.
Salah satunya berkolaborasi dengan BNPB mengembangkan Portal Satu Data Bencana (data.bnpb.go.id) untuk menyediakan data yang lebih akurat dan dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam menangani bencana secara efektif.
Pemanfaatan data dalam mitigasi bencana sangat penting untuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian materi.
Dengan sistem data yang lebih akurat dan real-time, Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi bencana dan mengurangi dampaknya bagi masyarakat.
Confluent Investasi 200 Juta Dolar AS di Seluruh Ekosistem Mitra Global |
![]() |
---|
Bangun Kultur Baru Birokrasi, Aparatur Sipil Negara Didorong Manfaatkan Kecerdasan Buatan |
![]() |
---|
Inovasi Pembelajaran Digital Melesat Lewat AI, Data, dan Gamifikasi |
![]() |
---|
Biaya Negara Ganjal Pertumbuhan Seluler |
![]() |
---|
Syafii Efendi Ajak 1.300 Guru di Karawang Bersiap Hadapi Perubahan: Jangan Kalah dari Robot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.