ASSI: Satelit Orbit Rendah Akan Mendisrupsi Bisnis Telekomunikasi Seluler dan ISP di Indonesia
Satelit LEO adalah satelit yang mengorbit bumi pada ketinggian rendah, biasanya antara 500 hingga 2.000 km di atas permukaan bumi.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Salah satu sektor swasta yang menjadi pelanggan tradisional layanan satelit di Indonesia adalah industri perbankan.
Menurut Sigit, kondisi sebaliknya terjadi di luar negeri di mana satelit yang ditawarkan swasta banyak diserap oleh sektor pemerintahan.
"Tahun 2024 kemarin Telkomsat baru saja meluncurkan Satelit Merah Putih. Tahun ini akan ada peluncuran lagi Satelit Nusantara V dan rencananya meluncur di pertengahan tahun ini dengan kapasitas yang akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia," beber Sigit.
Sigit juga menyoroti regulasi soal space di Indonesia yang menurutnya saat ini sudah banyak.
"Kita selalu optimis dalam 2-3 tahun ke depan kita akan berbeda. Di Bappenas sekarang baru saja dibentuk deputi baru yang membidangi infrastruktur satelit. Hal-hal seperti itu yang kita dorong terus," kata Sigit.
Dia menambahkan, 90 persen project space di dunia saat ini dikelola swasta. Sementara di Indonesia, teknologi space yang bisa dikomersialkan bisa dikelola swasta dengan menggunakan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha).
"Tapi karena investasi satelit ini sangat mahal, kontrak KPBU-nya harus long term (jangka panjang), bisa 10 atau 20 tahun. Kalau term-nya pendek misalnya hanya 5 tahun, investor tidak akan berani masuk karena dana yang diinvestasikan sangat tinggi," tegasnya.
Seperti diketahui, skema KPBU adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta dalam penyediaan infrastruktur atau layanan publik, di mana pembiayaan dan pengelolaan proyek dilakukan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang umumnya berasal dari utang dan ekuitas.
Skema ini merupakan alternatif pendanaan bagi pemerintah untuk meningkatkan belanja modal dan mendorong inovasi dalam penyediaan infrastruktur.
Kembangkan Pusat Inovasi Regional, Awamio Gandeng Perusahaan Teknologi Malaysia |
![]() |
---|
Pendapatan Emiten Remala Rp86,39 Miliar di Kuartal I 2025, EBITDA Juga Naik |
![]() |
---|
Telkom Terima Audiensi Pemda dan Berbagai Komunitas Papua Selatan Bahas Transparansi Pemulihan SKKL |
![]() |
---|
Perkuat Infrastruktur Digital Nasional, Emiten Remala Abadi Teken MoU dengan 7 Perusahaan |
![]() |
---|
7 Pakar Yakin Israel Kembangkan Program Nuklir, Foto Satelit Mengungkapnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.