Mengenal Sistem Panic Button di Perlintasan Sebidang Jalan Madukoro Semarang, Ini Cara Kerjanya
KAI bersama dengan DJKA melakukan uji coba sistem panic button di perlintasan sebidang Madukoro Semarang, Jawa Tengah.
Penulis:
David AdiAdi
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan RI baru saja memperkenalkan sebuah sistem keselamatan baru di perlintasan sebidang.
Uji coba sistem tersebut dilakukan oleh KAI dan DJKA di perlintasan Jalan Madukoro (JPL No 6) Semarang, Jawa Tengah.
Adapun pemilihan lokasi uji coba sistem Panic Button di perlintasan sebidang Jalan Madukoro Semarang karena dinilai padat dilalui kendaraan dan memiliki traffic perjalanan kereta yang bisa melaju hingga kecepatan 120 km/jam.
Sistem tersebut nantinya bisa mendeteksi adanya kondisi darurat yang mengharuskan masinis melakukan pengereman secara darurat.
Lantas, apakah sistem panic button, bagaimana cara kerja serta keunggulan dari sistem tersebut?
Baca juga: Hindari Risiko Kecelakaan, KAI Tutup 309 Perlintasan Sebidang Kereta Api
Pengertian
Dikutip dari Instagram @keretaapikita, sistem Panic Button merupakan suatu sistem berbasis teknologi yang dapat mengirimkan sinyal kepada masinis apabila terjadi situasi darurat di perlintasan sebidang.
Tujuan dibuatnya sistem Panic Button yakni untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api.
Sistem panic button terdiri dari tombol darurat, panel kontrol serta lampu dan sirene peringatan.
Sistem ini akan berfungsi apabila terjadi kondisi darurat berupa rintangan jalan, sehingga mengharuskan partisipasi masyarakat untuk disiplin dan tertib di perlintasan.
Cara Kerja
Pada umumnya, sistem ini akan bekerja apabila tombol darurat ditekan dan akan mengirimkan sinyal berupa:
- Lampu merah berkedip di lintasan
- Sirene berbunyi nyaring
- Masinis mendapat peringatan untuk melakukan pengereman darurat.
Baca juga: Cegah Kecelakaan, KAI Tutup Delapan Perlintasan Sebidang Selama Januari 2025
Sistem ini sangat berfungsi apabila sedang terjadi situasi darurat, sebagai contoh truk yang mogok karena patah as roda di tengah perlintasan kereta.
Jika hal itu terjadi, maka masyarakat bisa menekan tombol tersebut, sehingga sinyal darurat akan menyala dan masinis mendapat peringatan untuk bisa melakukan pengereman kereta secara darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan korban jiwa.
Ke depannya, KAI dan DJKA akan terus mengembangkan sistem Panic Button dan juga memasang sistem tersebut di beberapa perlintasan kereta api sebidang yang rawan terjadi kecelakaan.
Pembangunan Fly Over Madukoro
Sebagai informasi tambahan, pemerintah telah selesai dalam membangun jalan layang atau fly over Madukoro pada Mei 2024.
Kini, jalan layang sepanjang 221,40 m tersebut juga telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 11 Desember 2024.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyatakan, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk membuka konektivitas dan memperlancar arus lalu lintas, sehingga hal ini dapat memacu pembangunan ekonomi.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih ke semua pihak yang telah bekerja keras. Kita harus tahu bahwa infrastruktur ini dibangun dengan uang rakyat,” ujar Prabowo, dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng.
Dengan adanya flyover tersebut, diharapkan juga memudahkan aksesibilitas masyarakat menuju ke Pelabuhan Tanjung Emas maupun ke Bandara Ahmad Yani Semarang.
(Tribunnews.com/David Adi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.