Minggu, 28 September 2025

Indonesia Termasuk Negara dengan Spam Call Tertinggi, Kenali Perbedaan Spam dan Scam!

Spam dan scam memang terdengar mirip dan sama-sama mengganggu. Namun, keduanya memiliki perbedaan dan bisa sangat berbahaya kalau kita enggak waspada.

Shutterstock
ANCAMAN DIGITAL - Ilustrasi menerima pesan spam atau scam. Banyak orang masih menganggap spam dan scam itu sama, padahal beda! 

TRIBUNNEWS.COM - Berkembangnya teknologi membuat segala aktivitas bisa dilakukan secara online dan digital. Namun, di balik kemudahannya, ancaman digital yang berisiko merugikan pun makin beragam, salah satunya adalah spam.

Melansir GoodStats, sebuah perusahaan teknologi perlindungan atas spam dan fraud, Hiya, merilis laporan ‘Global Call Threat 2024’ yang menunjukkan permasalahan spam terkini di seluruh dunia.

Ternyata, Indonesia merupakan negara yang mengalami serangan spam call tertinggi kedua di Asia pasifik, dengan rata-rata penduduk Indonesia menerima 14 panggilan spam per bulan.

Tak cuma spam, scam pun masih kerap mengancam penduduk Indonesia di ruang digital. Berdasarkan data statistik Patroli Siber, jumlah laporan polisi yang paling banyak dibuat masyarakat adalah laporan penipuan online, dengan jumlah 14.495 laporan–mulai dari penipuan investasi, penipuan lotere dan hadiah, hingga penipuan kartu kredit.

Perbedaan Spam dan Scam

Spam dan scam memang terdengar mirip dan sama-sama mengganggu. Namun, ternyata keduanya memiliki perbedaan dan bisa sangat berbahaya kalau kita enggak waspada.

Secara definisi, spam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah surat yang dikirim tanpa diminta melalui internet, biasanya berisi iklan. Sementara, scam, diterjemahkan dari Bahasa Inggris, yang berarti penipuan dan merujuk pada bentuk kejahatan digital.

Spam bisa sangat mengganggu, sementara scam bisa berdampak pada kerugian materi maupun pencurian data pribadi. Meski spam tampak tidak terlalu bahaya, spam sering dijadikan ‘pintu masuk’ bagi para scammer untuk menipu korbannya.

Agar lebih waspada, yuk, kenali lebih jauh perbedaan spam dan scam!

1. Bentuk Pesan Mirip, Penyampaian Berbeda

Spam dan scam sekilas memiliki bentuk pesan yang mirip karena keduanya menyebar lewat saluran digital seperti email, SMS, WhatsApp, bahkan media sosial. Namun, keduanya memiliki penyampaian yang berbeda.

Spam biasanya dikirim oleh bot atau sistem otomatis yang tidak peduli kamu tertarik atau tidak. Sementara scam lebih “diperhalus” dan biasanya menggunakan pendekatan yang meyakinkan seperti menyebut nama kita, berpura-pura sebagai pihak terpercaya, bahkan bisa meniru gaya bahasa orang terdekat.

2. Cara Penyebaran Mirip, Tujuan Berbeda

Meskipun sama-sama bisa masuk lewat berbagai platform digital, tapi spam dan scam punya cara kerja dan tujuan yang berbeda.

  • Spam umumnya dikirim secara massal dan otomatis. Targetnya luas sehingga siapa saja bisa menerimanya. Tujuan dari spam bukan langsung menipu, tapi mengganggu atau menggiring penerima untuk mengklik sesuatu demi keuntungan si pengirim. Biasanya untuk promosi, memperbesar jangkauan, atau menarik klik sebanyak-banyaknya. 

Contohnya: Email newsletter atau iklan dari campaign yang tidak pernah kamu daftarkan, pesan yang mengklaim kamu memenangkan hadiah atau undian padahal tidak pernah mengikuti undian tersebut, atau panggilan telepon dari pihak tertentu yang menawarkan investasi dengan syarat yang terlalu mudah dan mencurigakan.

  • Scam biasanya lebih terarah dan personal. Pelaku bisa menyasar satu per satu korban dengan pesan yang sudah dirancang agar terlihat meyakinkan. Terkadang bahkan pesan tersebut dibuat seolah-olah mengatasnamakan sebuah instansi resmi atau mengaku sebagai orang yang dikenal. Tujuannya jelas, yaitu mencuri uang, data pribadi, atau akses ke akun digital milikmu.

Contohnya: mengaku sebagai customer service yang meminta kode OTP, menyamar sebagai teman atau anggota keluarga yang minta pulsa atau pinjam dana karena mendesak, atau menawarkan hadiah undian dengan syarat transfer terlebih dahulu.

Baca juga: Panduan Lengkap Memblokir Telepon Spam di Ponsel Anda

3. Tingkat Bahaya Berbeda, Namun Saling Melengkapi

Spam dan scam memang beda tipis, namun sama-sama berbahaya. Secara frekuensi, scam lebih berbahaya daripada spam karena seperti yang sudah dijelaskan, keduanya memiliki tujuan yang berbeda.

Spam bisa dikategorikan memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah karena dampaknya lebih kepada mengganggu. Sementara, scam memiliki tingkat bahaya yang tinggi karena merupakan tindak kejahatan digital yang berdampak pada kehilangan uang hingga pencurian data.

Meski demikian, kamu perlu tetap waspada karena spam bisa berkamuflase sebagai umpan awal scam. Para penipu bisa menyamar dengan mengirimkan promosi, tapi kemudian berisi link jebakan. Contohnya, banyak kasus orang tertipu karena klik link dari SMS seperti "cek paketmu di sini", yang ternyata mengarahkan ke situs palsu yang mencuri data rekening.

Bahkan, mengutip dari ANTARA, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan April 2025, total kerugian dana korban penipuan keuangan atau korban scam yang telah dilaporkan mencapai Rp2,1 triliun, dengan total dana korban yang sudah diblokir sebesar Rp138,9 miliar atau hanya 15 persen.

Cara Menghindari Spam dan Scam

Setelah tahu perbedaan spam dan scam, sekarang saatnya bekali diri dengan langkah pencegahan. Selain selalu waspada, kita juga perlu punya kebiasaan digital yang aman. 

Langkah pertama, jangan sembarangan klik link jika kamu menerima pesan spam dari sumber yang tidak jelas. Link tersebut seringkali mengarah ke situs palsu yang menjadi pintu gerbang scam, jadi lebih baik diabaikan. Kamu juga bisa mengaktifkan fitur pemblokiran otomatis panggilan dari nomor tidak dikenal untuk mencegah spam call.

Kedua, selalu cek dan verifikasi jika kamu menerima pesan dengan mengaku sebagai teman, keluarga, atau kenalan. Jangan langsung percaya, ya! Mulai biasakan untuk skeptis terhadap hal-hal yang kamu terima secara digital. Ada baiknya langsung hubungi orang tersebut lewat jalur lain (misalnya telepon langsung) untuk memastikan apakah itu benar-benar mereka dan bukan akun yang diretas.

Terlebih, dengan kecanggihan teknologi AI saat ini, konten spam dan scam tidak lagi dibuat manual oleh manusia tapi bisa diolah dengan AI sehingga menghasilkan teks, suara, gambar, bahkan video yang sangat meyakinkan. 

Maka dari itu, penting untuk lebih waspada dan jangan mudah percaya. Adapun cara untuk membedakannya adalah dengan lebih teliti memerhatikan suatu konten–baik itu konten berupa foto, video, audio, dan bahkan teks. Perhatikan detail-detail yang terlihat atau terdengar tidak biasa, seperti teks yang berantakan atau tampilan visual dan suara yang tidak selaras.

Terakhir, jangan ragu untuk memblokir atau melaporkan akun atau nomor yang mengirim spam atau upaya penipuan. Platform seperti WhatsApp, Instagram, atau email biasanya menyediakan fitur pelaporan yang langsung menindaklanjuti akun-akun bermasalah.

Selain itu, masyarakat juga bisa menyampaikan laporan secara langsung melalui layanan Aduan Konten yang dikelola oleh Komdigi. Berikut beberapa jalur resmi untuk melapor:

  • Website: aduankonten.id
  • Email: aduankonten@kominfo.go.id
  • Instagram: @aduankonten.official
  • Facebook: aduankonten official
  • X (Twitter): @aduankonten

Walaupun beda tipis, spam dan scam tetap menjadi ancaman digital yang membahayakan. Yuk, lebih waspada terhadap spam dan scam!

Baca juga: Spam Call Makin Meresahkan, Apa yang Akan Dilakukan Pemerintah?

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan