Rabu, 19 November 2025

Survei AFTECH 2025: Pengguna Fintech Terkonsentrasi di Jabodetabek 

asosiasi payung industri fintech nasional, mendapati temuan bahwa pengguna layanan fintech masih belum merata di Tanah Air.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
TEMUAN TERBARU FINTECH - Peluncuran laporan survei terbaru Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bertajuk Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 di Jakarta. Laporan ini merupakan laporan tahunan yang tahun ini menyoroti berbagai tantangan struktural yang perlu diatasi secara kolektif agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan merata oleh masyarakat 

Ringkasan Berita:
  • Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) merilis hasil survei tahunan terbaru bertajuk Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 di Jakarta.
  • Laporan ini menyoroti berbagai tantangan struktural yang perlu diatasi secara kolektif agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan merata oleh masyarakat.
  • Sebanyak 73,77 persen pengguna layanan fintech masih terkonsentrasi di Jabodetabek dengan mayoritas pengguna adalah masyarakat berpendapatan menengah Rp 5–10 juta per bulan.

 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei terbaru Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), asosiasi payung industri fintech nasional, mendapati temuan bahwa pengguna layanan fintech masih belum merata di Tanah Air.

Sebanyak 73,77 persen pengguna layanan fintech masih terkonsentrasi di Jabodetabek. Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaku industri fintech dalam memperluas inklusi keuangan di masyarakat.

Selama ini perusahaan fintech anggota AFTECH menjadi penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) yang ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Pinjamin Hadir di Hong Kong FinTech Week 2025, Dorong Literasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia

Laporan survei terbaru AFTECH bertajuk Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 merupakan laporan tahunan yang tahun ini menyoroti berbagai tantangan struktural yang perlu diatasi secara kolektif agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

Di saat yang sama, survei ini juga mendapati bahwa industri fintech Indonesia tengah memasuki fase kematangan, ditandai dengan kemajuan signifikan dalam aspek tata kelola, keamanan digital, ekspansi bisnis, serta adopsi teknologi.

Soal sebaran pengguna fintech yang masih sangat terkonsentrasi diJabodetabek, hal tersebut menunjukkan bahwa penetrasi layanan ke wilayah non-metropolitan masih terbatas.

Hal menariknya, mayoritas pengguna layanan fintech berasal dari kelompok berpendapatan menengah, yaitu Rp 5–10 juta.

Sementara masyarakat berpenghasilan rendah di kisaran Rp 0–5 juta masih menghadapi hambatan akses terhadap layanan keuangan yang justru paling mereka butuhkan.

"Temuan ini menegaskan pentingnya perluasan inklusi keuangan digital secara lebih merata," sebut AFTECH dalam paparan rilisnya dikutip Rabu, 19 November 2025.

Isu Keamanan Siber

Industri fintech juga menghadapi tantangan keamanan siber dan penipuan (scam). Praktik phishing menjadi jenis serangan siber paling umum, dialami oleh 27,12 persen perusahaan fintech pada 2025.

Angka ini turun dari 33,59 persen pada 2024. "Tantangan terbesar justru berasal dari luar perusahaan, dengan 82,98 persen responden melaporkan bahwa fraud eksternal menjadi ancaman dominan, baik yang berasal dari konsumen, sindikat kejahatan siber, maupun pihak ketiga," sebut laporan riset AFTECH.

Di sisi lain, edukasi dan literasi keuangan digital menunjukkan tren peningkatan, namun belum sepenuhnya sejalan dengan pesatnya ekspansi produk dan inovasi fintech.

Baca juga: Transaksi Digital Melonjak Tajam, Industri Fintech Jadi Enabler Pertumbuhan Sektor Riil

Sebanyak 43,44 persen perusahaan menjadikan literasi sebagai program utama dalam perlindungan konsumen. Namun demikian, 59,02 persen pelaku industri masih menilai rendahnya literasi sebagai tantangan terbesar dalam mendorong inklusi keuangan.

Riset AMS 2024–2025 juga menyoroti kesenjangan keahlian sebagai tantangan besar. Sebanyak 65,57 persen responden melaporkan kekurangan talenta di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Big Data, dua kompetensi yang menjadi fondasi penting bagi inovasi dan keamanan digital.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved